Jembatan Pangaloan Pahae Jae yang rubuh diterjang amukan sungai Batang Toru tahun ini akan diperbaiki. PALAPA POS/Alpon Situmorang

Pemkab Taput Tampung Pembangunan Jembatan Pangaloan di APBD 2019

TAPUT - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara (Pemkab Taput) dipimpin Nikson Nababan menampung anggaran pembangunan jembatan Pangaloan yang Desember tahun lalu rubuh diterjang Sungai Batang Toru, pada APBD 2019.

Pembiayaan pembangunan jembatan ini sangat mendesak mengingat akses utama dua desa yakni Siopat Bahal dan Sitoluoppu Kecamatan Pahae Jae.

Pembangunan jembatan Pangaloan dibenarkan Kadis PUPR melalui Kabid Preservasi Jalan dan Jembatan, Dalan Simanjuntak, Selasa (8/1/2019).

Diinformasikannya, besaran biaya yang dikucurkan tahun ini memperbaiki jembatan tersebut mencapai Rp 3.150.000.000 miliar.

“Dananya sudah ditampung dan diupayakan secepatnya dilaksanakan tahapan lelangnya sehingga proses pengerjaannya tidak masuk musim penghujan," kata dia.

Terkait konstruksi jembatan disebutkan Dalan tetap memberdayakan rangka yang lama namun membangun pondasi baru karena yang lama sudah hancur diterjang amukan sungai Batang Toru.

“Bangunannya beton, lantainya baja seperti sebelumnya. Dan tentunya biaya Rp 3 miliar lebih tadi kalau untuk konstruksi baru terlalu kecil makanya kita gunakan konstruksi lama yang masih kuat untuk dipakai," ungkapnya.

Terkait lokasi disebutkan Dalan masih ditempat yang sama.

“Masih dilokasi itu, dan kita berharap nantinya proses pembangunannya pengguna roda dua yang selama ini mengakses melalu jembatan darurat untuk tidak memakainya menunggu selesai," katanya.

Sebelumnya, tingginya intensitas hujan seminggu belakangan ini membuat sungai Batang Toru yang membelah kecamatan Pahae Jae meluap.

Akibat terjangan sungai Batang Toru tersebut mengakibatkan jembatan yang merupakan akses utama ke dua Desa yakni Siopat Bahal serta Sitoluoppu Pahae Jae ambruk, Jumat (14/12/2018).

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 3 dini hari, dimana luapan disertai material diduga kuat menghantam pondasi jembatan sehingga ambruk. Akibat peristiwa itu sebanyak 700 KK kurang lebih terpaksa tidak bisa menggunakan jalan utama dan harus melalui jalan alternatif.

Untuk mengantisipasi agar tidak memutar cukup jauh dari Sigompulon warga melakukan gotong royong menyambung lantai jembatan menggunakan kayu agar akses roda dua maupun pejalan kaki bisa melintas. (als)

Previous Post Ganjar Pastikan SKTM Dihapus Dari Syarat PPDB
Next PostMendikbud: Siswa Tak Mampu Tak Perlu Gunakan SKTM