
Bupati Simalungun JR Saragih bersama dengan beberapa pimpinan OPD Pemkab Simalungun meninjau langsung pembangunan monumen tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam pada Juni 2018 lalu di Nagori Tigaras. PALAPAPOS/Jes Sihotang
Monumen Tragedi KM Sinar Bangun di Tigaras Hampir Rampung
SIMALUNGUN - Bupati Simalungun JR Saragih bersama dengan beberapa pimpinan OPD Pemkab Simalungun, meninjau pembangunan monumen tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam pada Juni 2018 lalu di Nagori Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun, Kamis (4/4/2019).
Meski terkesan pembangunanya agak lama, namun dari penjelasan Kepala BPBD Simalungun Mudahalam Purba saat kepada Bupati menyampaikan, bahwa kondisi pekerjaan sudah sekitar 90 persen dan diperkirakan akan rampung pada akhir bulan April ini.
"Untuk saat ini, pekerjaan sudah pada tahap finishing, berupa pemasangan prasasti nama-nama korban serta kronologis tenggelamnya KM Sinar Bangun, pembuatan taman serta renovasi bangunan sebelumnya yang ada di lokasi pembangunan monumen ini. Kita harapkan akhir April monumen ini sudah selesai pembangunannya," ujarnya.
Bupati Simalungun dalam arahannya meminta agar pekerjaan pembangunan monumen ini dapat diselesaikan secepatnya, karena menurut Bupati menyambut bulan Ramadhan pada bulan Mei mendatang akan banyak keluarga korban datang untuk berziarah dan hal tersebut dapat sekaligus menjadi momen peresmian monumen tersebut.
"Monumen ini adalah sebagai pengingat dan kenangan dari keluarga kita yang menjadi korban kapal KM Sinar Bangun, sehingga keluarga dan anak-anak korban dapat berziarah untuk tetap mengingat orangtuanya.
"Monumen ini didesain untuk dapat terlihat dari jauh dengan tujuan bagi para nahkoda saat berlayar dapat melihatnya dan menjadi peringatan untuk tetap berhati-hati serta mengutamakan keselamatan ketika berlayar," ujar Bupati.
Pada prasasti tersebut dijelaskan filosofi pembangunan monumen ini dibangun dengan wujud ampitheater menghadap ke Danau Toba yang menjadi simbol tempat hilangnya KM Sinar Bangun.
Sementara kapal pada monumen ini, juga diwujudkan dengan ilusi yang dapat menghilang pada sudut tertentu. Terowongan pendek dibuat melubangi kaki pedestal untuk ruang berkabung bagi keluarga korban.
Pada prasasti tersebut juga dijelaskan kronologis tenggelamnya KM Sinar Bangun yang berlayar pada pukul 16.00 Wib dari Pelabuhan Simanindo (Samosir) menuju Tigaras (Simalungun), pukul 16.45 Wib, kapal mengalami putus kemudi akibat cuaca buruk dan pukul 17.30 Wib, kapal dinyatakan terbalik dan tenggelam.
Sementara pada prasasti lainnya berisi 164 nama-nama korban dari kapal KM Sinar Bangun berupa tiga korban meninggal dan 161 korban hilang. Untuk korban selamat berjumlah 21 orang. (jes)