
Lereng perbukitan Simata-mata, Dusun Naga Timbul, Desa Pearung Silali, Kecamatan Paranginan yang dilahap sijago merah. PALAPAPOS/Andi Siregar
50 Hektare Lahan Perbukitan di Humbahas Dilalap Sijago Merah
DOLOK SANGGUL - Sebanyak 50 hektare lahan perbukitan di Simata-mata, Dusun Nagatimbul, Des Pearung Silali, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, habis dilalap sijago merah. Kencangnya tiupan angin menjadi penyebab cepatnya api merambat dan melahap lahan kosong pada lereng perbukitan desa Pearung Silali.
Salah satu warga setempat Manganjur Siregar kepada wartawan via pnselnya Selasa (2/7/2019), mengatakan, kebakaran diduga akibat pembakaran lahan untuk pembukaan areal pertanian. Selanjutnya, karena tiupan angin, api tersebut terus menjalar hingga menghanguskan lereng perbukitan sekitar 50 hektare lebih.
Dia menguraikan, bahwa kebakaran lahan pada lereng perbukitan itu terlihat sekitar pukul 20:00 Wib. Api yang terus menjalar membuat warga semakin panik dan kawatir api terus mendekati permukiman.
“Melihat api yang tidak kunjung padam, warga terpaksa menghubungi petugas pemadam kebakaran Pemkab Humbahas. Sekitar pukul 21:00 Wib, Satu unit damkar dan petugas tiba di lokasi. Namun hingga dini hari api tetap tak dapat dijinakkan. Sebab medan jalan menuju lokasi kebakaran tersebut terjal,” ungkapnya.
Katanya hingga siang tadi, api belum padam total. Sebab petugas damkar tidak bisa menjangkau titik api hingga ke kaki bukit. Pun demikian, di lokasi kejadian, petugas damkar masih siaga.
Terpisah, Plt Kasat Pol PP Jaulim Simanullang melalui Kabid Damkar Rikson Tambunan kepada wartawan mengakui adanya kebakaran lahan seluas 50 hektare lebih di lereng bukit Desa Pearung Silali, Kecamatan Paranginan, Humbahas.
Untuk memadamkan titik api tersebut, pihaknya sudah menerjunkan tiga unit damkar serta petugas lainnya untuk menjinakkan api. “Mendapat laporan dari masyarakat, kita langsung menerjunkan armada damkar dan petugas untuk melakukan pemadaman. Namun karena sulitmedan jalan, petugas tidak bisa bekerja maksimal sehingga petugas hanya bisa siaga di bibir perbukitan tersebut untuk mencegah api melebar ke permukiman,” katanya.
Hingga siang tadi, sambung Rikson, petugas belum bisa memadamkan semua titik api. Sebab lahan kebakaran tersebut sangat terjal sehingga sulit dijangkau petugas. "Kendati demikian, pihaknya masih siaga dilapangan untuk memadamkan titik api yang berpotensi menjalar,” katanya.
Rikson juga menjelaskan, bahwa kebakaran tersebut diduga karena pembakaran lahan untuk membuka areal pertanian. Titik api tersebut berasal dari kaki bukit dan terus merambat ke lereng perbukitan hingga dikawatirkan memasuki permukiman warga.
Untuk mencegah kejadian yang sama, Rikson mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan khususnya pada musim kemarau. Sebab dengan pembakaran lahan pada musim kemarau dapat merugikan banyak pihak dan disisi lain, pembakaran lahan dapat dipidana. (and)