
Ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kota Bekasi Ariyanto Hendrata saat berkunjung ke salah satu wilayah terdampak banjir. PALAPAPOS/Reza Aulia
BEKASI – Kolaborasi seluruh stakeholder Pemerintah Kota dan DPRD serta keterlibatan elemen masyarakat tingkat RT/RW dinilai menjadi solusi mengatasi permasalahan banjir di Kota Bekasi.
Hal itu disampaikan Ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kota Bekasi Ariyanto Hendrata usai mendatangi titik-titik banjir dan memberikan bantuan korban banjir selama beberapa hari terakhir.
"Setelah menyerap aspirasi masyarakat terdampak banjir, mereka (korban banjir-red) sangat mengharapkan peran serta yang lebih serius Pemerintah Kota Bekasi serta DPRD dalam hal penanganan banjir. Mereka sudah bosan dengan banjir,” kata Ariyanto Hendrata kepada wartawan, Kamis (25/2/2021)
Menyikapi aspirasi masyarakat, Ariyanto mengimbau Pemerintah Kota Bekasi menggerakkan kolaborasi masyarakat dan stakeholder Kota Bekasi untuk mengatasi banjir.
"Kami yakin bahwa Pemerintah Kota Bekasi tidak mungkin bisa sendirian menghadapi banjir, banyak sektor yang harus disentuh dan digerakkan terutama partisipasi masyarakat. Kita bisa mulai hal kecil dan sederhana membuat gerakan kolaborasi program penghijauan,” ujarnya.
BACA JUGA: Partai Gelora Kota Bekasi Salurkan Ratusan Nasi Kotak Korban Banjir
Anggota DPRD Kota Bekasi periode 2014-2019 itu juga mengatakan, ketersediaan lahan resapan air di Kota Bekasi semakin hari kian jauh berkurang.
"Resapan air sudah sangat sangat minim dampak banyaknya pembangunan gedung. Pemerintah harus lebih aktif lagi memprioritaskan anggaran menyelesaikan masalah banjir, seperti pelebaran dan perbaikan sungai serta drainase,” jelasnya.
Aryanto menilai, setidaknya ada dua penyebab terjadi banjir di Kota Bekasi, yakni pertama, intensitas hujan tinggi sehingga drainase tidak mampu mengaliri air sebagaimana mestinya, karena sedimentasi drainase perumahan-perumahan di Kota Bekasi sudah sangat tinggi.
“Kedua, jebolnya tanggul atau meluapnya Kali Bekasi. Ini menjadi pekerjaan rumah dan Pemkot Bekasi tidak bisa bekerja sendirian, harus berkolaborasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, bersama stakeholder lain termasuk sektor usaha, sektor swasta dan juga masyarakat,” tegasnaya.
Selain itu, ia juga berharap, ada gerakan kolaborasi bersama masyarakat agar terbiasa membuang sampah pada tempatnya, serta memilah bahkan kalau bisa mengolah sampah sehingga mengurangi jumlah sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPA).
"Penyelesaian banjir harus dilakukan dari hulu ke hilir. Minimal kita melakukan tindakan edukatif, preventif dan antisipatif menjaga lingkungan, menjaga bumi ini, seperti mengatasi persoalan sampah, meningkatkan program penghijauan, serta pembuatan lubang biopori sebagai cara merawat lingkungan," tandasnya. (rez)
Comments
Leave a Comment