Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Retno Ponco Widarti usai diskusi mengenai pembiayaan perumahan untuk milenial di Jakarta, Kamis (17/10/2019). PALAPA POS/Istimewa

JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2019 hanya tumbuh 10 hingga 11 persen atau rentang bawah target Bank Sentral sebesar 10-12 persen.

"Sasaran memang masih 10 persen hingga 12 persen, tapi tampaknya akan di bias bawah, karena jika 12 persen itu sulit," kata Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Retno Ponco Widarti usai diskusi mengenai pembiayaan perumahan untuk milenial di Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Permintaan kredit yang masih lemah dan juga perlambatan perekonomian global yang membuat perbankan hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan menjadi beberapa penyebab proyeksi perlambatan kredit pada tahun ini.

Jika perkiraan BI pada akhir tahun itu tepat, maka pertumbuhan intermediasi perbankan pada tahun ini akan mengalami penurunan dibanding pertumbuhan pada 2018 yang sebesar 12,1 persen.

Retno mengatakan kemungkinan sebagian besar segmen kredit juga mengalami perlambatan. Namun, ada beberapa sektor penyaluran kredit yang berpotensi tumbuh di atas industri seperti kredit konsumsi yakni kredit pemilikan rumah (KPR).

Otoritas Moneter, ujar Retno, sudah memproyeksikan tren perlambatan pertumbuhan kredit ini sejak pertengahan tahun. Maka itu, BI sudah cukup agresif melonggarkan kebijakan makroprudensial untuk memasok suplai likuiditas ekonomi dan juga melonggarkan kebijakan suku bunga acuan untuk menaikkan permintaan kredit.

Total, BI sudah memangkas suku bunga acuan sebesar 0,75 persen untuk periode Juli hingga September 2019.

"Total pertumbuhan kredit memang bisa lebih rendah dari tahun lalu, untuk kredit properti juga sama akan lebih turun dari tahun lalu. Maka itu kami sudah mulai dari bulan Juli untuk pelonggaran moneter dan makroprudensial," ujar dia.

Saat ini dan ke depannya pada sisa tahun, ujar Retno, BI terus menahan perlambatan pertumbuhan kredit dan ekonomi lebih dalam. Dampak perlambatan perekonomian global tak disangka begitu besar. BI, ujar dia, antara lain menerapkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk "mengobati" kebijakan perbankan dan dunia usaha yang ketat dan cenderung berhati-hati karena dampak dari perlambatan ekonomi global.

"Sekarang sisa tahun tinggal tiga bulan lagi. Pengaruh global ternyata sangat signifikan. Koreksi ke bawah terus. Itu sebabnya, kita mengetahui trennya melemah. Supaya tidak terlalu melemah, BI mengambil kebijakan countercyclical," ujar dia.

Sementara untuk dana pihak ketiga (DPK), BI masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan di 7 hingga 9 persen.

Adapun berdasarkan survei perbankan yang dilaporkan Bank Indonesia (BI) pada kuartal III 2019, terlihat pesimisme bankir yang memproyeksikan pertumbuhan kredit sepanjang 2019 hanya akan sebesar 9,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau jauh lebih lambat dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2018 yang sebesar 12,1 persen.

Survei triwulanan itu menggunakan sampel secara purposif terhadap 40 bank umum yang menguasai pangsa pasar kredit sekitar 80 persen dari total kredit. Sedangkan, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit oleh perbankan hingga Agustus 2019 memang masih di satu digit, yakni 8,59 persen (yoy). (red)

Comments

Leave a Comment

Berita Lainnya

Perseroda Akui Setor Deviden Tahun 2022 Sebesar 300 Juta

KOTA BEKASI - PT. Minyak dan Gas Bumi (Perseroda) hari ini, Kamis (6/4/2023) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas kinerja Tahun Anggaran 2022 dihadiri oleh Plt. Wa

Era Transaksi Digital, Satika Minta Pelaku UMKM Taput Jaga Branding

TAPANULI UTARA - PT Bank Sumut Cabang Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menggelar sosialisasi produk perbankan dan sekaligus menyerahan Quick Response Code Indonesia

Electrolux Showroom dan Service Center Hadir di Kota Bekasi

BEKASI - Memberikan kenyamanan kepada konsumen, Electrolux Showroom dan Service Center hadir di Kota Bekasi.  Dipastika kehadirannya untuk konsumen setelah diresmikan kan

Harga Minyak Goreng Belum Stabil, Wakil Gubernur Jawa Barat Sidak Di Kota Bekasi

BEKASI - Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), UU Ruzhanul Ulum lakukan Inspeksi mendadak (Sidak) pasar di Kota Bekasi memantau harga minyak goreng yang belum lama mencapai Rp 20

Mampu Pulihkan Ekonomi, Bupati Taput Dapat Penghargaan dari BI

TAPANULI UTARA - Dinilai mampu mengatasi keterpurukan dan mampu memulihkan ekonomi ditengah Pandemi Covid-19, Bupati Taput Nikson Nababan mendapat penghargaan program Klaster K

Bank Dunia Suntik Indonesia Rp5,6 Triliun

JAKARTA - Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar 400 juta dolar AS atau sekitar Rp5,6 triliun untuk mengatasi kerentanan keuangan akibat dampak pandemi Covid-19.