Ilustrasi. PALAPA POS/Istimewa
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (5/9/2019) sore ditutup menguat didukung data eksternal. Rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.155 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.160 per dolar AS.
"Penguatan rupiah karena dukungan data eksternal yang hari ini cukup bagus terutama perang dagang dan Brexit serta membaiknya ekonomi China," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Harapan menuju damai dagang AS-China masih ada. AS-China dikabarkan siap melanjutkan dialog dagang pada Oktober.
Mengutip Reuters, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang telah menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada 5 September. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.
Sementara itu, Inggris kembali tenang setelah parlemen berhasil menggagalkan upaya Perdana Menteri Boris Johnson yang berpotensi membuat Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan. Proposal yang diajukan kubu oposisi Partai Buruh menenangkan voting dengan periolehan suara 328 berbanding 301.
"Perkembangan ini sedikit banyak membuat pasar lega, karena parlemen masih akan dilibatkan dalam proses Brexit. Jika menyerahkan semuanya kepada Johnson, maka kemungkinan terjadinya No Deal Brexit semakin tinggi," ujar Ibrahim.
Selain itu, pasar juga merespon positif hasil survei Indeks Manajer Pembelian (PMI) China pada Agustus yang tercatat sebesar 52,1 poin, tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Rupiah pada pagi hari dibuka stagnan Rp14.160 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.142 per dolar AS hingga Rp14.165 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.153 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.218 per dolar AS. (ant)
Comments
Leave a Comment