Sekretaris MUI Jawa Barat, Rafani Achyar. PALAPA POS/Istimewa

BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau kepada masyarakat untuk dapat selektif dalam memilih pandangan para tokoh agama agar dapat memahami agama dengan benar.

Sekretaris MUI Jawa Barat, Rafani Achyar mengatakan cukup gembira dengan merebaknya semangat masyarakat dalam mencari ilmu tentang agama, namun perlu lebih berhati-hati memilih pendakwah.

"Kami sih gembira melihat gairah masyarakat kepada agama, tapi di sisi lain harus bisa memilah-milah, mana ustad yang benar-benar memahami agama dengan benar, bukan menafsirkan agama berdasarkan persepsi pribadi," kata Rafani di Kantor MUI Jawa Barat, Jalan R.E Martadinata, Kota Bandung, Selasa (18/6/2019).

Menurutnya menafsirkan agama harus berdasarkan tafsir dari sebuah kitab suci dan rujukan lainnya seperti hadist dalam agama islam. Jika di luar itu, kata dia, tidak bisa dibenarkan, karena persepsi tentang agama dapat menjadi liar. "Soal terjadi perbedaan pendapat boleh saja, asal itu ada dasarnya," kata dia.

Dia mengatakan di tengah-tengah perbedaan tersebut, bangsa Indonesia dapat menciptakan sebuah negara dengan adanya kerukunan dan kebersamaan. Jika agama tidak dipahami dengan benar, maka menurutnya akan menyebabkan bibit konflik.

"Akibat agama dipahami tidak berdasarkan kaidah penafsiran, yang akan terjadi adalah bibit-bibit konflik, bbit-bibit perpecahan," kata dia.

Saat ini tengah beredar video ceramah dari Rahmat Baequni tentang nama-nama pulau di Indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Menurut Rafani, hal tersebut dapat menyebabkan pengaburan sejarah.

Rahmat Baequni menyebutkan arti nama-nama pulau berdasarkan persepsinya dalam bahasa Arab. Diantaranya Pulau Sumatera yang menurutnya berasal dari kata 'Asyamatiro' dengan artian mahkota.

“Syamatir jadi Syumatra. Tapi karena orang Syumatra enggak bisa menyebut ‘sya’, jadi pake ‘sin’, Sumatra jadi dari kata asyamatiro, mahkota,” kata Rahmat Baequni.

Sementara itu nama Pulau Jawa, menurut Rahmat Baequni, itu berasal dari bahasa Arab Al Jawwu yang artinya tempat yang tinggi dan dingin. “Sementara (pulau) Kalimantan, tanah daratan yang memiliki rawa. (Berasal dari kata) Barna’un jadi Barna’u, Borneo,” katanya. (ant)

Comments

Leave a Comment

Berita Lainnya

Berlatar Belakang Artis, Ronal Surapradja Siap Terjun ke Dunia Politik

KOTA BEKASI - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ronal Surapradja nampak nya sudah mempersiapkan diri dengan matang untuk berkiprah didunia politik. Hal itu terlihat dari keseri

ICMI Usung Lima Program Utama di Bawah Ketua Baru Inayatulah

BOGOR - Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orda Kota Bekasi, Inayatulah mencanangkan lima program prioritas yang akan dilaksanakan organisasi yang dipimpinya den

Nikson Nababan Jalin Silaturahmi Bersama Mahasiswa Perantau Asal Sumatera Utara

BANDUNG - Bupati Tapanuli Utara periode 2014-2024, Nikson Nababan mengadakan acara silaturahmi dan ngopi bareng bersama pemuda dan mahasiswa

Koalisi PKB dan Gerindra Terjadi Se-Jawa Barat

KOTA BEKASI - Terbentuknya koalisi menyambut Pemilhan Kepala Daerah (Pilkada) antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Partai Gerindra sepertinya sudah terjadi secara men

Perkuat Rekomendasi LKPJ, Komisi 3 DPRD Kota Bekasi Datangi Pemrov Jabar

BANDUNG - Guna optimalkan pembahasan LKPJ Kepala Daerah tahun 2023, Komisi 3 DPRD Kota Bekasi melakukan konsultasi kerja dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menen

Memasuki Libur Tahun Baru, PLN UID Jawa Barat Siapkan 313 Posko

KOTA BEKASI - Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang hendak berlibur merayakan tahun baru ke kampung halaman atau tempat wisata yang berada di Pro