Sejumlah ibu memilah-milah biji kopi jenis Arabika yang kualitas baik dengan yang rusak di Takengon, Aceh Tengah.
BANDA ACEH - Nilai ekspor komoditas kopi dari dataran tinggi wilayah Tengah Aceh di September 2018 tercatat 7.525 dolar AS yang mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya.
"Ekspor kopi melalui pelabuhan di Aceh pada September tahun ini meningkat sekitar 36,81 persen dibanding Agustus 2018," ucap Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Kenda Prayatno di Banda Aceh, Selasa (6/11/2018).
Ia mengutarakan, komoditas unggulan jenis Robusta ditanam di daratan sekitar 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan Arabika di ketinggian antara 700 hingga 1700 mdpl di Agustus senilai 5.500 dolar AS.
Sehingga total dalam sembilan bulan terakhir di tahun ini atau periode Januari hingga September 2018 nilai ekspor kopi total sebesar 17.101 dolar AS. Rerata kedua jenis kopi ini diekspor masih dalam kondisi belum dipanggang, dan tidak dihilangkan kandungan kafein tanaman ini.
"Kedua jenis kopi tersebut diekspor ke luar negeri via negeri jiran Malaysia, melalui Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar," katanya.
Ia menyebut jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2017, maka belum terdapat ekspor komoditas ini baik melalui pelabuhan udara maupun laut dari total nilai kelompok nonmigas lewat Aceh ini.
"Meski ekspor kopi melalui pelabuhan di Aceh masih minim hingga September 2018 jika dibanding pelabuhan luar Aceh, namun beberapa bulan terakhir mulai ada dibanding 2017 masih nihil sampai September," ungkap Kenda.
Pelaku eksportir Kopi Arabika Gayo dalam tiga bulan terakhir mengaku, telah memperbaharui kontrak ekspor jenis kopi tersebut menyusul harga komoditas di tingkat petani di Aceh tengah dan Bener Meriah terus melambung dan tertinggi dalam sepanjang sejarah.
Armiyadi, eksportir di Takengon, Aceh Tengah, menuturkan harga kopi Gayo "green bean" di pasar dunia saat ini berada di kisaran 7,5 dolar AS per kilogram atau setara Rp102.000 per kilogram (kg).
"Harga tertinggi sekarang di kontrak itu 7,2 dolar sampai 7,5 dolar per kg. Kalau 7,5 dolar dikali dengan kurs rupiah sekarang Rp13.500 adalah Rp102.000 per kg, dan harga ini belum pernah ada sebelumnya," tutur Armiyadi. (ant)
Comments
Leave a Comment