Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso. PALAPAPOS/Istimewa

MALANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong para pelaku usaha yang ada di Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang atau wilayah Malang Raya untuk menggenjot ekspor, guna meningkatkan kinerja ekspor nasional.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan, para pemangku kepentingan yang ada di wilayah Malang Raya, harus melakukan pemetaan terkait upaya peningkatan kinerja ekspor tersebut, khususnya untuk komoditas-komoditas unggulan.

"Kita harus mendorong ekspor, nanti di Malang Raya ini ada komoditas apa saja? Apakah kopi atau ikan, kami siap memfasilitasi, insentif apa yang diperlukan," kata Wimboh, dalam sambutannya pada peresmian Kantor Otoritas Jasa Keuangan Malang, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (22/1/2019).

Wimboh menjelaskan, upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor tersebut, untuk menghadapi tantangan defisit neraca berjalan. Salah satu langkah untuk menekan defisit tersebut, diperlukan peningkatan eskpor dan menciptakan barang-barang subtitusi impor yang dihasilkan di dalam negeri.

Menurut Wimboh, pemerintah sudah menyiapkan berbagai insentif bagi para pelaku usaha terkait upaya untuk mengatasi defisit neraca berjalan tersebut. Beberapa diantaranya adalah akses kredit terhadap pelaku usaha, termasuk investasi di pasar modal.

"Supaya ekspor dari Malang ini tambah banyak, pelaku usaha perlu insentif apa saja, apa perlu investasi pasar modal, silahkan berbicara dengan kami," ujarnya.

Selain mendorong kinerja ekspor untuk mengurangi defisit neraca berjalan tersebut, upaya lainnya adalah, dengan mengembangkan berbagai macam pembiayaan barang subtitusi impor. Salah satu contoh dalam subtitusi impor adalah, penerapan kebijakan mandatori B20.

B20 merupakan bauran antara solar dengan minyak sawit sebanyak 20 persen, untuk kendaraan diesel atau yang menggunakan solar.

"Industri di Malang yang bisa kita dorong untuk memproduksi barang subtitusi impor, nanti fasilitas atau insentif apa yang bisa diberikan, atau diminta. Yang jelas Kementerian Keuangan sudah siap dengan 'tax holiday'," ujar Wimboh.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2018, ekspor Indonesia mencapai 180,06 miliar dolar AS atau meningkat 6,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2017. Sedangkan ekspor nonmigas pada 2018, tercatat 162,65 miliar dolar AS atau meningkat 6,25 persen.

Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang ekspor terbesar kedua setelah Provinsi Jawa Barat. Tercatat, berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Jawa Barat senilau 30,37 miliar dolar AS, diikuti Jawa Timur 19,07 miliar dolar AS, dan Kalimantan Timur sebesar 18,56 miliar dolar AS. (ant)

Comments

Leave a Comment

Berita Lainnya

Perseroda Akui Setor Deviden Tahun 2022 Sebesar 300 Juta

KOTA BEKASI - PT. Minyak dan Gas Bumi (Perseroda) hari ini, Kamis (6/4/2023) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas kinerja Tahun Anggaran 2022 dihadiri oleh Plt. Wa

Era Transaksi Digital, Satika Minta Pelaku UMKM Taput Jaga Branding

TAPANULI UTARA - PT Bank Sumut Cabang Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menggelar sosialisasi produk perbankan dan sekaligus menyerahan Quick Response Code Indonesia

Electrolux Showroom dan Service Center Hadir di Kota Bekasi

BEKASI - Memberikan kenyamanan kepada konsumen, Electrolux Showroom dan Service Center hadir di Kota Bekasi.  Dipastika kehadirannya untuk konsumen setelah diresmikan kan

Harga Minyak Goreng Belum Stabil, Wakil Gubernur Jawa Barat Sidak Di Kota Bekasi

BEKASI - Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), UU Ruzhanul Ulum lakukan Inspeksi mendadak (Sidak) pasar di Kota Bekasi memantau harga minyak goreng yang belum lama mencapai Rp 20

Mampu Pulihkan Ekonomi, Bupati Taput Dapat Penghargaan dari BI

TAPANULI UTARA - Dinilai mampu mengatasi keterpurukan dan mampu memulihkan ekonomi ditengah Pandemi Covid-19, Bupati Taput Nikson Nababan mendapat penghargaan program Klaster K

Bank Dunia Suntik Indonesia Rp5,6 Triliun

JAKARTA - Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar 400 juta dolar AS atau sekitar Rp5,6 triliun untuk mengatasi kerentanan keuangan akibat dampak pandemi Covid-19.