Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. PALAPA POS/Istimewa

JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini bahwa selama periode 2015-2018, daya saing industri nasional semakin meningkat, yang ditunjukkan antara lain dengan adanya kenaikan pada nilai tambah industri dan indeks daya saing global.

"Nilai tambah industri nasional tahun 2015 mencapai 212,04 miliar dolar AS, naik menjadi 236,69 miliar dolar AS saat ini. Sementara itu, melalui metode baru dengan indikator industri 4.0, peringkat daya saing Indonesia naik dari posisi ke-47 tahun 2017 menjadi level ke-45 di 2018," kata Airlangga lewat keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Kemudian, merujuk data World Bank Tahun 2017, lima negara yang industrinya mampu menyumbang di atas rata-rata, yakni China (28,8 persen), Korea Selatan (27 persen), Jepang (21 persen), Jerman (20,6 persen), dan Indonesia (20,5 persen).

Rata-rata kontribusi industri manufaktur pada perekonomian di seluruh negara sekitar 17 persen. Di samping itu, kemampuan industri manufaktur nasional di kancah internasional, juga tercermin dari nilai ekspor yang terus meningkat.

Hingga jelang akhir tahun 2018, nilai pengapalan produk manufaktur ke mancanegara tembus 130,74 miliar dolar AS atau naik 4,51 persen disbanding capaian tahun 2017 sebesar 125,10 miliar dolar AS.

"Saat ini, ekspor produk industri manufakur memberikan kontribusi mencapai 72,28 persen dari total ekspor nasional," ungkap Airlangga.

Artinya, produk manufaktur Indonesia semakin kompetitif dan diminati konsumen global. Hal ini tidak terlepas peran dari perusahaan yang memanfaatkan teknologi terbaru dan melakukan program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

Menperin menambahkan setelah gencar melaksanakan berbagai pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia, pemerintahan Presiden Joko Widodo akan lebih masif melakukan peningkatan kualitas SDM pada tahun 2019.

Dalam hal ini, Kemenperin turut fokus menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan vokasi di SMK dan politeknik yang link and match dengan industri. Indonesia dinilai sebagai salah satu negara di Asean yang kondisi ekonomi dan politiknya relatif stabil. Hal ini membuat iklim usaha dan investasi di sektor industri ikut kondusif. (ant)

Comments

Leave a Comment

Berita Lainnya

Perseroda Akui Setor Deviden Tahun 2022 Sebesar 300 Juta

KOTA BEKASI - PT. Minyak dan Gas Bumi (Perseroda) hari ini, Kamis (6/4/2023) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas kinerja Tahun Anggaran 2022 dihadiri oleh Plt. Wa

Era Transaksi Digital, Satika Minta Pelaku UMKM Taput Jaga Branding

TAPANULI UTARA - PT Bank Sumut Cabang Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menggelar sosialisasi produk perbankan dan sekaligus menyerahan Quick Response Code Indonesia

Electrolux Showroom dan Service Center Hadir di Kota Bekasi

BEKASI - Memberikan kenyamanan kepada konsumen, Electrolux Showroom dan Service Center hadir di Kota Bekasi.  Dipastika kehadirannya untuk konsumen setelah diresmikan kan

Harga Minyak Goreng Belum Stabil, Wakil Gubernur Jawa Barat Sidak Di Kota Bekasi

BEKASI - Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), UU Ruzhanul Ulum lakukan Inspeksi mendadak (Sidak) pasar di Kota Bekasi memantau harga minyak goreng yang belum lama mencapai Rp 20

Mampu Pulihkan Ekonomi, Bupati Taput Dapat Penghargaan dari BI

TAPANULI UTARA - Dinilai mampu mengatasi keterpurukan dan mampu memulihkan ekonomi ditengah Pandemi Covid-19, Bupati Taput Nikson Nababan mendapat penghargaan program Klaster K

Bank Dunia Suntik Indonesia Rp5,6 Triliun

JAKARTA - Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar 400 juta dolar AS atau sekitar Rp5,6 triliun untuk mengatasi kerentanan keuangan akibat dampak pandemi Covid-19.