Situasi pembersihan lumpur di jembatan Siduadua Parapat dan kondisinya kini masih diberlakukan buka tutup, karena situasi lumpur masih labil dari puncak bukit Bangun Dolok. PALAPAPOS/Jes Sihotang

Tenaga Polsek Parapat 'Terkuras' Tangani Lumpur

SIMALUNGUN - Berhubung karena jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Parapat yang terimbas musibah banjir Lumpur di Jembatan kembar Lombang (jurang) Siduadua, perbatasan Nagori (Desa) Sualan, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, adalah bagian dari jalan Provinsi Sumatera Utara, maka seharusnya penanganan banjir lumpur yang sudah mengursas habis tenaga Polsek Parapat dan Polres Simalungun menangani 'insiden alam' ini, sebaiknya sesegera mungkin ditangani instansi terkait dibawah agar tidak terkesan ada semacama 'teori pembiaran'.

Kekecewaan tersebut diungkapkan salah seorang pengendara, Ranto Simalango (50), yang terjebak macet dikarekakan banjir lumpur di jembatan Kembar Siduadua, Sualan, Sabtu (12/1/2019). "Jelas kami kecewa, apalagi setelah mendengar dimana Gubsu yang baru terpilih itu tak kunjung tiba ditempat kejadian," bebernya.

Sebaiknya, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional wilayah II Sumut dan Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Sumut yang sudah turun ke tempat kejadian, Kamis (10/1/2019) lalu, dapat mengambil sikap dan tindakan nyata agar kejadian yang merugikan masyarakat umum dan pengendara tidak itu berulang kembali.

"Saya saja masyarakat awam, apa susahnya membongkar jembatan yang satu lagi dan buang saja ke danau Toba, dari pada semakin menambah kesusahan masyarakat yang mengunjungi Danau Toba dan merugikan kepentingan umum itu. Coba lihat situasional kemiringan tanah diatasnya serta modifikasi jembatan, justru salah satu jembatan kembar ini menjadi biang kerok penghalang lumpur melewati jembatan yang berdampingan dengannya," ujar Ranto.

Selain itu, jika dikaji sepanjang satu bulan terakhir ini sepertinya salah satu diantara jembatan kembar itu tidak layak lagi dinyatakan sebagai jembatan, sebab justru bahu jembatan yang satu itu terlalu rendah dengan gorong-gorong (lubang/kolongnya) membuat volume lumpur tidak sepadan dengan kolong jembatan, karena tidak disesuaikan dengan tekstur tanah disana, "Siapa sih Konsultannya itu?," tegas Ranto sembari bertanya semata.

Diketahui, jembatan ini kembali dihantam lumpur, Jumat (11/1/2019) sekitar pukul 14.20 Wib dan semakin parah parah pada hari Sabtu (12/1/2019) sekira pukul 02.30 Wib dini hari.

Polsek Parapat Berikan Imbauan Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyatno juga mengeluarkan imbauan dan dapat diakses melalui akun "Polsek Parapat' yang mengimbau para pengguna jalan via kota wisata Parapat. 

Kepada pengguna jalan yang melintas jembatan kembar di Parapat,:

1. Arus lalu lintas dari Tobasa ke Pematang Siantar, saat ini sistem Buka Tutup, saat dilaksanakan pengerjaan pembersihan material longsor disekitar jembatan dengan menggunakan tiga alat, yaitu (dua unit beco dan satu unit beco loader), maka kedua jalur lalin ditutup total hingga pekerjaan dianggap selesai dan aman buat pemakai jalan.

2. Kendaraan R-6, R-4, yang dari arah Pematang Siantar ke Tobasa melalui jalan alternatif tembus ke Simpang Sitahoan, sedangkan kendaraan yang dari arah Tobasa menuju ke Pematang Siantar tidak masuk Simpang Sitahoan, lanjut melalui Parapat jembatan kembar.

3. Saat melintasi jembatan kembar, diminta kepada pengemudi kendaraan untuk mengatur jarak kendaraan dengan kendaraan yang didepannya dan dibelakangnya, dengan tujuan jika tiba-tiba terjadi longsor susulan maka Saudara. dapat menghindari longsor tersebut dan tetap berhati hati serta sabar menunggu perintah dari Petugas yang melaksanakan pengamanan dan pengaturan lalu lintas. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. (jes)

Previous Post Wali Kota Tebing Tinggi: Pemko Tetap Perhatikan Kesehatan Warga Kurang Mampu
Next PostJokowi: Saya Marah Pengemudi Transportasi Online Diremehkan