Kabid Pengendalian dan Penularan Dinkes Taput Risma Panjaitan saat mendampingi Dokter Spesialis Kejiwaan Dapot Gultom konseling ke keluarga pasien. PALAPAPOS/Alpon Situmorang

Taput Bebas Pasung, Dinkes Taput Lakukan Pola Pendekatan ke Keluarga

TARUTUNG - Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara dalam program Keswa (Kesehatan Jiwa) yang diusungnya dalam kerangka mensukseskan Taput bebas pasung melakukan pola pendekatan ke keluarga. Pola pendekatan ke keluarga cukup berhasil terbukti, sejak tahun 2017 sejak digulirkan dari 25 yang menjalani pemasungan 13 sudah kembali ke masyarakat.

Kadis Kesehatan melalui Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit, Risma Panjaitan mengatakan, dukungan keluarga merupakan hal yang penting bagi kesembuhan pasien gangguan jiwa. "Jika tidak ada keluarga yang mendukung dengan memberikan obat secara teratur maupun terbuka menerima kehadiran tim medis, sulit bagi pasien itu untuk sembuh," ungkapnya, Kamis (15/3/2018).

Belum lagi, bila sudah kita anggap bisa dikembalikan ke keluarga maka ada lagi peran yang sangat penting yakni kontrol ke puskesmas. "Seumur hidup pasien gangguan jiwa harus berobat tidak boleh berhenti. Mereka tidak bisa sendiri harus tetap keluarga yang menjemput dan mengingatkan bila obatnya habis," katanya.

Risma menambahkan, beberapa waktu lalu pihaknya beberapa kali turun dan terakhir kali di kecamatan Sipahutar serta Pangaribuan. Mereka turun dalam rangka pelepasan orang dengan ganguan jiwa (ODGJ) dan menyertakan spesialis Kejiwaan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dr Dapot Gultom.

"Kita ingin mengetahui sudah sampai dimana perkembangan si pasien, dan kita juga berencana pelepasan si pasien jika sudah benar-benar membaik", ungkapnya.

Saat itu, seorang pasien ODGJ di desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar Paima Simanjuntak dilihat dari kondisi sudah membaik, namun pihak keluarga untuk saat ini masih merasa takut karena sudah trauma.

Dokter spesialis kejiwaan dr Dapot Gultom mengatakan bahwa dilihat dari kondisi si pasien, si pasien sudah bisa dilepas dari pemasungan. "Makanya dengan ikutnya dokter spesialis kejiwaan membuat keyakinan mereka untuk tidak takut karena kondisinya sudah bisa beradaptasi di masyarakat," katanya.

Dokter itu juga meminta agar keluarga tidak usah takut, karena jika keluarga takut si pasien akan merasa tersindir. Sebenarnya satu kuncinya, komunikasi harus sering dilakukan, sekaligus obat jangan lupa diberi terus, jika obat sempat terputus, si pasien akan kambuh lagi.

"Memang dari sejumlah kasus ada yang langsung mau menerima dan ada juga keluarga masih trauma takut pasien yang dilepas pasung kambuh lagi. Inilah pola pendekatan yang kita lakukan ke masyarakat," tukasnya. (als)

Previous Post Berkat Usulan Bupati Nikson, Listrik Masuk Desa Terisolir
Next PostTinggal 7 Km Lagi Ruas Jalan Parmonangan Bakal Tuntas