TAPANULI UTARA - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Longgos Pandiangan menyatakan kondisi pangan Taput menghadapi Pandemi Covid-19 masih aman.

Hal ini berdasarkan, terhitung bulan Maret 2020 kondisi Gabah berdasarkan hasil panen yang terdata mencapai 8.289,93 ton sedangkan untuk kebutuhan ditaksir 3.151,34 ton. Dengan hitungan diatas, Longgos menyebutkan, kondisi gabah di Taput masih surplus sekitar 5.138,59 ton.

"Itulah data kondisi gabah kita per Maret, disamping itu kita masih punya stok beras di gudang Bulog Balige 3,5 ton tahun lalu. Dan tahun ini pun juga telah dianggarkan stok beras 3,5 ton. Artinya, kalau 7 ton beras stok Pemkab sudah ada," katanya, pada Jumat (3/4/2020).

Dikatakannya, hanya di April panen menurun, yakni mencapai 1.819,50 ton, namun itu akan disokong lagi dengan panen raya Juni-Juli yang rata-rata tiap tahun mencapai 54.137,98 ton.

"Sebelumnya, Pak Bupati telah mengeluarkan surat edaran mengimbau agar petani kita, agar jangan menjual hasil panennya keluar Taput, karena nanti akan diupayakan Perusda menampung sesuai harga pasaran gabah ataupun tidak sampai merugikan petani," ungkapnya.

Untuk kebutuhan pangan warga Taput setiap tahunnya, Longgos merinci untuk gula pasir 180.367,06 Kg, minyak goreng 296.429,06 liter, jagung 397.306 Kg, telur ayam 281,897 Kg, sayur dan buah 3.804.432 Kg, elpiji 1.918.000 tabung, garam beriodium 31.598,98 Kg.

"Itulah kebutuhan warga Taput setahun untuk sembilan bahan pokok, karena Taput tidak punya stok ikan maka kita punya program budidaya ikan tawar dengan akan perbanyak cetak kolam," ujarnya.

Selain itu juga, pihaknya akan coba mensosialisasikan kepada masyarakat memanfaatkan pekarangannya untuk ditanami sayuran.

"Kita harap imbauan Pak Bupati diikuti demi menjaga stok pangan di daerah ini, karena kita tidak tahu berapa lama Pandemi Corona ini berlangsung," pungkasnya. (als)

Baca Juga: Fokus Penanganan Covid-19, Ujian Penerimaan Calon Perangkat Desa Diundur

Baca Juga: Turun Langsung, Gugus Tugas Covid-19 Pastikan SOL Terapkan Protokol Kesehatan