
Tim dokter dari RSJ Pusat Medan dan Dinkes Provsu didampingi Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Risma Panjaitan saat turun monitoring pasien gangguan jiwa di Desa Sigotom Julu Pangaribuan. PALAPAPOS/Alpon Situmorang
Program Keswa Lepaskan 13 Pasien Gangguan Jiwa Dari Pasungan
TARUTUNG - Program kesehatan jiwa yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara sejak Januari tahun 2017 berjalan dengan baik, bahkan sejak digulirkan dari 25 pasien penderita gangguan jiwa yang menjalani pemasungan 13 sudah dibebaskan.
Program Taput bebas pasung ini merupakan tekad Bupati Nikson Nababan melihat kondisi masih ada pola maupun budaya warga di desa melakukan pemasungan bagi pasien penderita gangguan jiwa.
Kadis Kesehatan melalui Kabid pengendalian dan pemberantasan penyakit, Risma Panjaitan, Selasa (13/3/2018) membenarkan, telah bebasnya 13 pasien penderita gangguan jiwa dari pemasungan.
Dipaparkannya, program Keswa yang memfokuskan penyembuhan penderita gangguan jiwa telah dilakukan sejak awal Januari 2017. "Kita sangat didukung Pak Bupati Nikson ketika Beliau tahu ada puluhan warga menjalani pemasungan. Beliau meminta agar perobatan maupun konseling bagi penderita gangguan jiwa gratis," katanya.
Berdasarkan data yang dirilis, dari 20 puskesmas yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara, ada 26 pasien penderita gangguan jiwa yang dipasung. "Selama satu tahun lebih kita fokus melakukan pengobatan secara gratis. Dan berkat dukungan keluarga, sudah dilepas 13 pasien ke masyarakat," ungkapnya.
Risma mengungkapkan semuanya itu tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan anggaran. "Kita apresiasi Pak Nikson begitu peduli, makanya semua biaya perobatan mereka gratis bahkan hingga sembuh pun tetap harus minum obat agar tidak kambuh," ungkapnya.
Selain dukungan obat, pihaknya juga menurunkan dokter spesialis kejiwaan baik dari RSU Tarutung bahkan RSJ pusat di Medan.
"Seperti minggu lalu, Dinkes Provinsi tertarik dengan laporan kita yang menyebutkan ada 13 pasien lepas dari pasungan. Ada dua dokter spesialis kejiwaan turun, yakni Dapot Gultom serta Winrina Purba," terangnya.
Upaya yang dilakukan Dinkes kepada keluarga pasien jiwa tidak hanya terus memantau kesehatannya juga mendukung memberikan peralatan mandi.
"Selain tetap berobat, kita juga berikan peralatan mandi berupa handuk, sabun, gunting kuku dan rambut agar mereka tampil bersih dan tetap kita mintakan bidan maupun puskesmas mengingatkan sebelum obatnya habis agar dijemput," tukasnya. (als)