Puluhan kapal tampak antri seolah 'berpesta' menunggu giliran untuk menangkut pakan pelet ke lokasi proyek KJA PT AN/RegalSpring Indonesia guna kebutuhan Ikan Nila di hampir 500an KJA berbentu slinder milik perusahaan Raksasa itu. PALAPAP OS/Jessiho

Penutupan KJA Dan Pembuangan Kotoran Ternak Babi Ke Danau Toba Jangan Hanya Kamuflase Belaka

TOBASA - Apa yang disampaikan Menko Maritim Luhut Panjaitan dan disampaikan kepada Gubsu Edy Ramayadi terkait instruksi pembersihan Kerambah Jala Apung (KJA) dari kawasan Danau Toba termasuk imbauan agar jangan membuang kotoran ternak babi ke Danau Toba, sebagai sindiran kepada salah satu perusahaan pengembanbiakan Babi di Salbe (Simalungun), janganlah hanya kamuflase belaka!

 “Artinya pak Luhut juga putra daerah, tentu beliau sudah lebih paham untuk menganalisa kearifan lokal, dan masalah Kerambah jala Apung baik itu milik PT Regal Spring Indonesia (eks PT Aquafarm Nusantara) dan PT Alegrindo peternak Babi di Salbe, sebaiknya harus direlokasi dari kawasan tangkahan Danau Toba, tentu pemulihannya pun tidaklah segampang membalikkan telapak tangan, pindahkan saja PT Alegrindo si pemelihara Babi itu kehutan-hutan sana,” kata salah seorang warga Sibisa M Sirait (45), Jumat (12/7/2019), usai melihat kondisi Bandara Sibisa dengan sejumlah investor dari luar daerah.

Disisi lain, dibanyak pihak yang masih berkoar-koar terkait penutupan PT Aqufarm Nusantara (Regal Spring) dari Danau Toba juga tak digubris oleh Owner PT Regal Spring Indoneesia (RSI) yang baru, dimana pemegang saham PT Aquafarm ini sudah macam ‘balacan’ dan kerab berpindah tangan, mulai dari Swis, Cina, dan Kanada.

“Jangan-jangan ada pihak Singapura, sebab petikemas dan pelabuahn internasional ada disana, maka legalitas Export dan Import antar benua ada dikawasan Singapura, dan merekalah yang tau buyer (pembeli/pelanggan atau tujuan export) paling besar produk Ikan Nila dari Danau Toba itu, maka pengusaha Singapura diduga ikut bermain dalam 'aksi dagang' plus saham perusahaan itu, itulah analisa kami,” kata K Sinaga (50) menambahkan.

Dari amatan sementara kapal-kapal pengangkut ribuan sak pellet (pakan) masih lalulang saban hari dari Stasiun (Gudang) PT AN/RSP Ajibata dan disalurkan dengan kapal bermotor ke Proyek PT AN Sibalanja Sirungkungon dan Samosir (Proyek Pangambatan, Lontung dan Silimalombu) Kecamatan Simanindo,

“Sepertinya tidak ada hambatan koq, jadi jangan capek kita berkoar-koar, kalau tindakan nyata masih no,” ujar Sinaga.

Salah satu sumber lain juga menyebut, jikalau PT Aquafarm yang berubah nama menjadi PT Regal Spring Indonesia itu takkan tergoyahkan sebelum kontrak dan MoU nya berakhir di Danau Toba sekitar 10-15 tahun lagi, sebab mereka juga memiliki badan hukum dan bahkan Arbitrasee (Hukum Internasional), perihal penanaman saham modal asing (PMA).

“Karena proyek KJA ini sudah melibatkan dua negara, sebelumnya Swiss dan Indonesia, dan pemilik modalnya kini entah siapa-siapa lagi, kamipun sudah ‘ndak paham lagi,” kata salah seorang mantan Karyawan dari PT AN itu. (jes)

Previous Post Ketum Relawan Ninja Nilai Wiranto Layak Masuk Kabinet Jokowi Jilid II
Next PostJumlah Pencari Suaka Sudah Mencapai 1.100 Orang