Ketua Dekranasda Satika Simamora, Desainer Aery Arka saat melihat peserta pelatihan bordir kain yang terbuat dari benang serat daun Nenas. Jumat (25/6/2021). PALAPA POS /Alpon Situmorang

Penutupan Bimtek IKM, Satika: Ini Baru Awal, Asah Terus Kemampuan

TAPANULI UTARA - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tapanuli Utara Ny Satika Nikson Nababan boru Simamora, berharap petenun terus mengasah kemampuannya dalam mengolah serat daun nenas.

"Ini baru awal, seringlah bergelut dengan pengolahan benang dari serat daun Nenas," kata Satika kemarin sore (25/6/2021) dalam agenda penutupan Bimtek IKM Tenun Ulos di Hotel GNB Lake Resort, Kecamatan Muara, Tapanuli Utara.

Satika berharap usai pelatihan, 25 peserta punya gambaran arahnya kemana dan buat proposal sesuai keahlian masing-masing.

"Dua puluh lima peserta harus bisa mandiri, jangan sampai disini saja ilmunya. Saya mau kalian jadi champion di desa masing-masing menularkan kemandirian,"pintanya.

Satika meminta,  kepercayaan yang telah diberikannya dijaga dengan baik," Kalian kami pilih karena yakin bisa dan mampu, masih banyak yang mau dilatih, jaga kepercayaan saya,"serunya.

Desainer Ari Fitrah Kurniawan dalam kesempatan tersebut mengatakan Bimtek ini pelajaran yang luar biasa.

"Banyak ilmu yang didapat, namun tetap berkreasi ciptakan industri kreatif. Jangan katakan rumit, tapi lakukanlah terus menerus," ujar desainer yang telah malang melintang di dunia Fashion Nasional tersebut.

Ari yang kerap disapa Aery Arka mengungkapkan, serat daun Nenas bisa dieksplorasi menjadi tempat gelas, gantungan kunci, handycraft.

"Berkreasilah, kalau saya sebut daun Nenas ' Sampah yang punya nilai tinggi '," ujarnya.

Alan Sahroni salah satu pelatih pengolahan serat daun Nenas jadi benang mengakui antusias peserta ikut pelatihan sejak dilaksanakan Rabu kemarin.

Dia meyakini, Bimtek tersebut punya nilai plus karena di Taput memiliki sumber daya pengerajin Tenun Ulos, Bordir serta ketersediaan bahan baku.

"Taput punya potensi untuk mengembangkan industri kreatif pemintalan benang dari serat daun Nenas, terlebih daun Nenasnya sama varietasnya dengan di Subang yang telah lebih dulu maju," ungkapnya.

Alan menambahkan nilai konsumtif ekstrak daun nenas banyak bisa dikembangkan baik benang menjadi kain, aneka kerajinan seperti bros, hiasan gelas.

Krisman Simorangkir mewakili pengerajin mengatakan, sangat senang dengan fasilitasi pelatihan dari Kementrian. "Awalnya kami tidak tahu apa bisa dilakukan dengan daun Nenas, setelah praktek dan teori ternyata punya nilai tinggi,"katanya.

Namun Krisman tetap berharap Ketua Dekranasda tetap membimbing pengerajin di Taput. "Terima kasih buat para mentor dan juga Ibu Satika yang tidak pernah lelah mengajari serta membina kami, kami masih butuh sentuhan tangan Ibu,"pintanya.

Penulis: Alpon

Previous Post Masa Pandemi, Bupati Taput Himbau Penanganan Kesehatan dan Ekonomi Berjalan Serentak
Next PostKetua YKI Taput Buka Dompet Peduli Bayi Terdiagnosa Bocor Jantung