Satika Simamora saat berbincang dengan salah seorang petenun dalam acara Festival Tenun di Tapanuli Utara

Pengabdian dan Dedikasinya, Satika Simamora Dianugrahi Upakarti dan Manggala Karya Kencana

TAPANULI UTARA–Satika Simamora, SE, MM, sebagai istri dari Dr. Drs. Nikson Nababan, M,Si yang merupakan Bupati Tapanuli Utara dua periode sejak tahun 2014, memiliki jabatan sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan juga Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta Ketua Yayasan Lembaga Kanker Indonesia Kabupaten Tapanuli Utara. Seluruh jabatan itu sesuai dengan aturan melekat kepada Satika Simamora karena ia istri dari seorang Kepala Daerah.

Lantas, apakah Satika Simamora dalam mengemban jabatan itu hanya sebagai formalitas, atau memang melaksanakan tugas - tugasnya sesuai dengan amanah jabatan tersebut.

Di awal sejak Dr.Drs.Nikson Nababan, M.Si menjabat sebagai Bupati Tapanuli Utara pada tahun 2014 yang kemudian terpilih kembali sebagai Bupati Tapanuli Utara periode kedua tahun 2019, Satika Simamora yang sebelumnya bukan berkarir di dunia birokrasi pemerintahan, beradaptasi dengan cepat terhadap situasi di pemerintahan dan langsung berurusan memberikan pelayanan kepada warga masyarakat. Satika tidak mau diam menikmati fasilitas yang diberikan negara kepada keluarganya. Ia menyadari ada jabatan yang melekat kepadanya. Dan jabatan tersebut harus diamanahi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang diberikan untuk masing - masing jabatan tersebut.

Sebagai Ketua Dekranasda Tapanuli Utara, organisasi untuk pengembangan produk dan usaha kerajinan, Satika merasa sangat cocok dengan tugas tersebut karena ia begitu mencintai produk kerajinan lokal, terlebih tenunan ulos.

Dan Tapanuli Utara merupakan sentra petenun ulos. Tapanuli Utara memiliki 3.716 Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM). Sebagian besarnya adalah pengrajin ulos sebanyak 60 persen, IKM pengrajin 9 persen, IKM pangan 17 persen, dan IKM jenis lainnya nya sebanyak 12 persen.

Sesuai data tersebut, banyaknya jumlah pelaku IKM di Tapanuli Utara pada 3 jenis. Dan Satika melihat ini sebagai potensi yang sangat luar biasa yang perlu dtangani dengan baik. "Saya merasa terpanggil untuk mengabdikan diri saya terharap kemajuan IKM di Taput. Saya yakini apabila diberikan bimbingan, motivasi, dan pendampingan maka IKM ini dapat berkembang dengan baik sehingga secara langsung dapat mendukung perkonomian masyarakat dan menjadi sumber pendapatan keluarga. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk kemajuan Para IKM. Baik itu sebagai dukungan materi maupun dukungan non material yang bersifat dukungan bimbingan, motivasi dan pendampingan. Terkhusus terhadap IKM tenun ulos, ini sangat membutuhkan suatu sentuhan tersendiri karena selain sebagai pendukung roda perekonomian para pengrajin, tenun ulos juga memiliki nilai budaya sebagai bahagian dari adat budaya masyarakat Tapanuli atau batak," begitu ungkapan hati Satika.

Satika mengungkapkan, selain sulitnya bahan baku benang, harus diakui bahwa masih banyak kekurangan yang ditemui pada pengrajin seperti dalam hal penyajian produk, seperti motif, packaging produk sehinggga tampilannya lebih menarik. Sebagai pengabdian baginya, Satika merasa dituntut untuk melakukan beberapa inovasi agar terjadi peningkatan pesanan terhadap produk tenun ulos ini.

Satika pun melihat peluang pengembangan IKM ini dengan melakukan suatu perubahan pola pikir baru bahwa tenun ulos bukan hanya sekedar bagian adat istiadat saja, tetapi sudah merupakan kebutuhan sehari hari karena sudah ready to wear atau pakaian yang siap pakai.

Menyadari itu, Satika pun mendorong pembuatan beberapa produk berupa pakaian dan jaket yang dikreasikan dengan tenun ulos dan corak gorga.

Satika rajin untuk mensosialisasikan penggunaan benang seratus untuk enun ulos, dan melakukan pelatihan - pelatihan seperti pembuatan benang dengan pewarna alami hingga pemberian bantuan benang kepada para petenun ulos.

Dalam melakukan semua hal tersebut Satika tentu berhadapan dengan tantangan yang bersifat eksternal. Sebagai ibu dari dua orang anak yang masih kecil, ia juga dihadapkan dengan situasi saat harus meninggalkan dua anaknya yang masih duduk di bangku SD. Namun ia percaya sebagai seorang ibu dan istri, bahwa tantangan- tantangan tersebut akan mampu dilewati dan Tuhan senantiasa akan memberikan jalan dan berkat.

Satika Simamora melakukan inovasi baru terhadap produk teknologi, desain dan atau motif. Diantaranya, pemakaian bahan baku benang seratus untuk tenunan ulos. Pemakaian bahan pewarna alami untuk benang. Tenun ulos dikreasikan menjadi ready to wear.

Berbagai upaya dilakukan Satika untuk mengembangkan usaha pengrajin, mulai dari sosialisasi, pelatihan, pemberian bantuan, hingga promosi.

Pada tahun 2015, Satika menghadirkan busana muslim berbahan tenunan ulos di Jakarta Fashion Week. Pada tahun 2016, promosi kerajinan rotan, ulos dan kerajinan produk di pameran Ina Craft.

Masih di Tahun yang sama di Indonesia Fashion week, Satika menghadirkan pakaian ready to wear dari bahan tenunan ulos batak. Promosi produk kerajinan rotan, tenun dan kerajinan di pameran APKASI mulai tahun 2017 sampai 2021.

Pada tahun 2017, Satika Simamora memperkenalkan berbagai Produk kerajinan IKM diantaranya IAS Sparkling yang merupakan sabun cuci lansia dari Desa Saitnuhita. Kriyukta merupakan makanan ringan yang diolah dari hasil buah buahan dari berbagai kecamatan. UAS segar merupakan manisan kolang kaling dari Garoga, Sira bumbu merupakan bumbu masakan tradisional siap saji.

Masih pada tahun 2017, Dekranasda Taput dibawah kepemimpinan Satika Simamora melakukan pelatihan pencelupan bebang tenun. Dan pada tahun 2017, tenun ulos dikembangkan dimulai dengan penggunaan pewarnaan alami seperti dedaunan, batang kayu dan tanaman. Memberikan bantuan bahan baku dan peralatan tenun tradisional serta bimbingan dan pelatihan untuk warga binaan Rutan Tarutung. Pemberian bantuan untuk 20 orang petenun Tarutung berupa bahan baku benang. Memberikan pelatihan bertenun bagi Petenun di Tarutung.

Pada tahun 2018, memberikan pelatihan pencelupan pewarna alam dan pemberian bantuan benang untuk petenun di Muara.

Pada tahun 2019, 40 orang petenun di Kecamatan Adian Koting menerima bantuan bahan baku benang dari Dekranasda Taput.

Mengikutikan penenun asal Taput di Ulos Fest 2019 di Museum Nasional indonesia Jakarta. Memberikan bantuan benang pada 202 petenun Adiankoting pada tahun 2020. Dan di tahun yang sama sebanyak 450 petenun binaan Dekranasda Taput menerima bantuan benang.

Pengrajin tenun ulos Taput juga diikutkan dalam pelatihan Aplikasi digital Tenun.

Pelatihan pembuatan tenun dengan menggunakan serat nanas sebagai bahan dasar. Keunggulan benang dengan serat nenas lebih murah dan lebih mudah diperoleh karena di Sipahutar merupakan penghasil nenas. Serta hasilnya membua tenunan lebih mengkilap. Melakukan pelatihan tenun untuk 40 orang penenun dari Kecamatan adian koting.

Dengan segala bantuan peralatan dan bahan, pelatihan dan bantuan promosi tersebut, memang membuat para pengrajin di Taput lebih termotivasi. Meski tidak bisa dipungkiri ada saja kendala yang dihadapi dalam membina para pengrajin khususnya petenun ulos yaitu seperti sulitnya mendapatkan bahan baku seperti benang seratus, adanya penenun yang kurang sabar, sehingga hasil produk kurang rapi, para pengrajin sulit untuk terlibat dalam kerjasama kelompok dan enggan untuk mencari taju hal yang baru dalam meningkatkan nilai jual produknya.

Namun dengan berbagai pelatihan, bantuan yang diberikan Satika Simamora sebagai Ketua Dekranasda Taput kepada para penggrajin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang akhirnya menganugrahi penghargaan Upakarti kepada Bupati Taput dan Ketua Dekranasda Taput atas jasa pengabdian Satika Simamora di Gedung Kementerian RI, Jakarta, Rabu (10/05/2023).

Turut Hadir dalam acara itu, Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang. Penganugerahan penghargaan Upakarti merupakan penghargaan di bidang perindustrian yang diberikan kepada pihak yang berprestasi, berjasa, dan aktif melakukan pembangunan dan/atau pemberdayaan terhadap IKM, yang telah diberikan sejak tahun 1985. Pada tahun 2022, Penghargaan Upakarti terdiri dari dua kategori yaitu Kategori Jasa Kepeloporan dan Kategori Jasa Pengabdian. Dan Satika Simamora menerima penghargaan Upakarti 2022 atas jasa pengabdian Satika Simamora yang mengembangkan usaha Kerajinan Ulos di Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan ulos Batak Satika Simamora pelihara kelestarian leluhur. Satika menyebut kiranya penghargaan tersebut bisa terus dipertahankan dan pelaku UMKM di Tapanuli Utara makin berkembang Dan sukses kedepannya.

PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA,

Dalam hal pemberdayan kesejahteraan keluarga, Satika Simamora juga sering turun ke desa - desa dalam mensosialisasikan program -program pokok PKK. Satika Simamora, SE, MM dan Bupati Tapanuli Utara Dr. Drs. Nikson Nababan, M.Si pun

meraih penghargaan Manggala Karya Kencana. Penghargaan diterima Bupati Taput dan ibu Satika di Griya Agung Rumah Dinas Gubernur Propinsi Sumatera Selatan, Palembang, pada Juli 2023, lalu.

Penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah pusat melalui BKKBN kepada sosok yang dinilai mempunyai dedikasi tinggi terhadap program pengendalian penduduk. Dimana tahapan penilaiannya pada tahap pertama adalah administrasi kemudian tahap penilaian kedua adalah penilaian penghargaan Bangga Kencana Manggala Karya Kencana oleh tim verifikasi data usulan.

Ketua TP PKK Kabupaten Tapanuli Utara Satika Samora mengatakan, sebagai Ketua TP PKK, ingin memberikan yang terbaik mendukung kinerja Bupati Tapanuli Utara dalam membangun Tapanuli Utara.

Satika selalu mencari solusi bagaimana caranya supaya potensi yang ada dan kemudian berkolaborasi dengan Pemerintah yaitu melalui mitra PKK.

Adapun strategi Bangga Kencana Kabupaten Tapanuli Utara antara lain, Meningkatnya ketersediaan pelayanan KB dengan akses yang lebih baik dan merata, pemerataan akses ke pelayanan KB berkualitas yang memperhatikan hak klien, Meningkatnya Sistem Jaminan Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi Output,Meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia untuk menyediakan pelayanan KB yang berkualitas, Diperkuatnya system informasi manajemen untuk menjamin kualitas, kelengkapan serta integrasi yang sejalan dengan system Kesehatan dan meningkatnya kualitas pelayanan KB yang memperhatikan hak klien dan mengintegrasikan pelayanan sepanjang continuum siklus Kesehatan reproduksi. Capaian program Bangga Kencana Kabupaten Tapanuli Utara antara lain 7,8 persen angka kelahiran menurut kelompok umur (15-19 tahun) menunjukkan bahwa sudah rendah perkawinan anak usia 15-19 tahun lebih dari Nasional 20,5 persen, 53, 2 persen Pembangunan keluarga (iBangga) berdasarkan indek ketentraman, indek kemandirian dan indek kebahagiaan keluarga di atas Sumut 52,8 persen dan 24, persen Median Usia Kawin Pertama (MUKP) lebih tinggi dari Nasional 21.

PEDULI TERHADAP ANAK USIA DINI,

Baru- baru ini, di penghujung September 2023, dalam acara apresiasi Anak PAUD yang diselenggarakan Himpaudi Kabupaten Tapanuli Utara, di Gedung Sopo Partungkoan, Tarutung, Bunda PAUD Satika Simamora melaksanakan Gerakan 1.000 'Shortpant" untuk Gadis Kecilku. Shorts Pants berupa celana pendek yang bisa digunakan untuk anak -anak yang menggunakan rok saat ke sekolah.

Satika mengatakan, meskipun tampak kecil bagi sebagian orang, namun gerakan 1.000 shortpants untuk Gadisku ini perlu dan digaungkan hingga ke desa-desa.

Gerakan itu disebut memiliki dampak potensi besar bagi generasi penerus kita untuk terhindar dari bahaya kekerasan seksual. Satika Simamora juga menyuarakan pentingnya bersama-sama berperan dalam melindungi anak dari potensi kekerasan seksual dan menginisiasi gerakan "1.000 shortpant untuk Gadisku" yang diharapkan akan menyebar hingga ke desa-desa. "Kita tidak tahu kapan dan dimana kejahatan terjadi, kita harus tetap waspada agar iblis jauh dari sekeliling kita. Tak kalah penting, keselamatan gadis kecil dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Mari kita ciptakan lingkungan yang lebih aman bagi generasi mendatang," kata Satika.

Sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Satika Simamora aktif dalam pemberiaan bantuan terhadap warganya yang mengidap penyakit kanker. Satika dalam pemberian bantuan menggalang dana amal seperti yang pernah dilaksanakan pada November tahun 2019, di Gedung Sopo Partungkoan. Dana yang terkumpul tersebut kemudian didonasikan kepada para pengidap kanker.(Adv).

Previous Post Zahira Khairani Kunjungi SLB Terpadu di Kota Bekasi
Next PostBupati Taput Buka Acara Verifikasi dan Validasi Lapangan Program I-SIM For Regencies