
Saat Elisa Santika Sinaga (30) bergelar 'Nagalaut' menyampaikan permohonannya di TKP Jembatan kembar (Kawasan Lombang Siduadua) tujuh hari yang lalu. PALAPAPOS/Jes Sihotang
Pasca Dikunjungi Elisa Santika 'Nagalaut', Jembatan Kembar Menjadi Jinak
SIMALUNGUN - Percaya atau tidak, setelah didatangi Elisa Santika Sinaga (30) bergelar 'Nagalaut', kini kawah lumpur yang menimpa jembatan itu sudah jinak, aman dan tidak pernah banjir lumpur kembali. Sebelumnya, beberapa pihak disibukkan dan direpotkan bahkan Jembatan Kembar di Lombang Siduadua Jalinsum Sibaganding-Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, nyaris menelan korban
Pemilik warung dekat jembatan kembar, Op Daud Sinaga (60) menuturkan, bahwa sejak didatangi Elisa Nagalaut boru Sinaga dari Tomok, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir, Jumat (25/1/2019) atau tujuh hari yang lalu, hingga kini muntahan dan ancaman longsor itu tidak pernah datang lagi.
Selain Op daud Sinaga yang juga warga Sibaganding itu, M Bakkara (40) juga mengaku terheran-heran. Pasalnya, setelah Elisa "Nagalaut' itu datang sendiri ke kawasan jembatan dan membuat sajen dari Sirih, Pangir (Jeruk Purut), buah Duren dan dua jenis Pisang yang pakai tandan, sepertinya kawasan tempat kejadian longsor itu sudah aman dan tenang.
"Kamipun senang sebagai warga secara khusus di lintasan jalinsum Sibaganding-Parapat ini, padahal Boru Sinaga itu tidak ada yang memanggil ke sini dan menurut berita yang kami baca di media online palapapos.co.id, dia datang karena dia bermimpi dan disuruh Namboru, Saniang Naga datang ke TKP itu," terang M. Bakkara.
Adapun kisah pasca Elisa br Sinaga itu datang kesana, dua hari kemudian turun hujan lebat di seantero kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat dan sederas-derasnya disekitar jembatan kembar itu dengan langit yang sangat mendung.
"Kamipun sudah mulai ketakutan, karena hujannya datang sekitar pukul 17.00-18.00 Wib, seperti biasa selama kejadian sudah pasti akan longosr lagi. Namun sampai hujannya berhenti, longsor pun tidak datang. Air yang mengaliri lumpur juga sudah bersih dan itulah yang kami saksikan," ujar salah seorang warga, M Sinaga (45) yang kebetulan mampir di warung seputar jembatan kembar itu, karena penasaran setelah didatangai namboru, si Boru Sinaga dari Tomok itu.
Hingga berita ini dituliskan kembali, banyak netizen yang memberikan komentarnya dilaman www.palapapos.co.id yang sudah dibaca 49453 followers itu.
Mereka memberikan komentar beragam seperti dari Nurmaya Sidabutar; Semoga usaha atau ikhtiar Ibu br Sinaga yang dari Tomok dkk... dapat menyadarkan pemahaman para pembaca, "segala sesuatu ciptaan Tuhan, tidak ada yang sia sia"
Dari Josua menuliskan; Pesan yg kutangkap dr berita ini adlh agar semua org baik penduduk, pengunjung dan pelintas menjaga kebersihan dan tdk ada lg penebangan pohon.
Logiman juga memberikan komentarnya; Mnrt saya bahwa semua yg ada dimuka bumi ini ada kekuatan,tetapi Tuhan lah yg paling berkuasa. rantik dahan kecil juga klu kita anggap angkuh, bisa jadi mecelakai kita. coba saja klu ngga percaya. Nah jika betul ito br Sinaga ini dapat mimpi spt itu semogalah upaya yg ito ini lakukan membawa dampak yg lebih baik. Disisi lain usinya masih 30 tentu jaman skrng ank gadis seusia dia tdk lah faham ritual semacam itu klu murni dari pikiran dia sendiri. artinya ada yg memandunya maka bisa melakukan hal pameleon spt itu. Yg berikut percaya atau ngga percaya ada pesan baik dlm pesan yg dia berikan harusnya memang kita tdk bisa sembarangan buang sampah baik puntung rokok, meludah disembarang tempat kan kita harus mencintai lingkungan. Horas Gbu.
Asbron Samosir; Horas ma dihita saluhut. Sai hatop ma dijalo pelean naung dilehon ni halak ito br. Sinaga i, asa makkorasi sahala ni Oppung i. Dihita pe tarlumobi akka pengendara asa lebih berhati2 jala unang sembarangan di sude tempat manang tudia pe hita mangalakka. Mauliate, horas.
Tiamsa Hutabalian; Smoga semakin menyadarkan kita Bahwa kita harus bersahabat dengan alam.dengan tidak mengotorinya dan jangan asal menebang pohon.karna pepohonon dihutan penting untuk dipelihara untuk mengikat tanah2 yg ada dihutan pegunungan.
Ada juga yang mengkritisi seperti komentar Roni; Harusnya permohonan itu kepada Tuhan Yesus. Bukan kepada roh2 nenek moyang. Kalau Tuhan sudah berkehendak emang roh2 nenek moyang bisa apa ? Maaf sy harus kembali mengingatkan. Kita harus kembali kepada kebenaran Firman, jgn tergoncang iman kita. Memohonlah kpd Tuhan Yesus Kristus, Yang Maha Kuasa.
Sekedar meluruskan penulisan terdahulu, bahwa jembatan Kembar ini rawan longsor lumpur itu berada di kawasan Lombang Siduadua, perbatasan Nagori Sibaganding dan Kelurahan Parapat, dan penulisan Sinenag Naga, kami dapatkan dari informasi si warga sekitar ternyata yang benar 'Saniang Naga' (Siboru Saniang Naga-red).
Hingga saat ini, situasi jembatan kembar di Lombang Siduadua masih kondusif, aman dan kedua jembatan yang berdampingan itu dapat dilalui seperti sediakala. (jes)