
Dari lokasi inilah banjir bandang yang meluncur sejauh 300 meter hingga menerjang Jembatan Siduadua (Jembatan Kembar) di Jalinsum Sibaganding-Parapat. Lokasi sumber banjir ini juga sekitar 200 meter dari Jalan Lintas Bangun Dolok via Simpang HKBP Sualan. PALAPAPOS/Jes Sihotang
Marak Penebangan Pohon Pinus Diduga Penyebab Banjir Bandang
SIMALUNGUN - Datangnya Banjir Bandang untuk kali kedua dikawasan yang sama dan tetap menerjang Jembatan Siduadua (Jembatan Kembar) Penghubung Jalinsum Sibaganding-Parapat, ditengarai karena maraknya penebangan pohon pinus dan kayu alam dengan beragam modus dibekap Deking masing-masing pelaku.
Dulunya, kawasan Bangun Dolok ini dikenal sebagai bagian dari kawasan Hutan Sibatulotung. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan makin padatnya jumlah penduduk, ditambah pulangnya sebagian anak rantau membuat kawasan Bangun Dolok di Kelurahan Parapat itu seolah menjadi tumpuan hidup demi pembukaan lahan pertanian, sekaligus "membabat" pohon pinus yang sudah puluhan tahun dianggap sebagai penyangga air untuk sejumlah anak sungai menuju bantaran Danau Toba.
Diduga, sejumlah oknum baik di siang dan malam hari, silih berganti mencabut nyawa pohon pinus di Bangun Dolok atau sekitar 3 Km dari Mapolsek Parapat. Meski penebangan ribuan pohon pinus ini masih dianggap kontroversi dengan beragam alasan si pembalak, tentunya membuat miris jika para pembalak kayu pinus dapat melihat betapa mengerikannya banjir bandang ini jika disaksikan langsung.
Tentunya, Tuhan masih berpihak kepada kita, sehingga semua yang terimbas dengan kejadian di Jalinsum Parapat-Sibaganding belum sampai mencabut nyawa manusia. Kejadian ini menjadi deteksi dini yang harus dipikirkan pemerintah sebelum terjadi korban jiwa.
Untuk itu, siapapun para pelaku pembalakan kayu pinus sepanjang tahun 2005 hingga 2018 terakhir ini layak diusut, dengan cara memeriksa semua berkas keluarnya Surat Keterangan Tanah (SKT) yang selama ini dijadikan sebagai "password" bebas tebang kayu di Bangun Dolok Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang sipqngan Bolon, Kabupaten Simalungun.
Hal ini dilakukan agar kejadian ini tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke kota Wisata Danau Toba Parapat.
Salah seorang warga setempat, Tulus Sinaga (35) yang berani naik ke puncak sumber banjir bandang itu, sekaligus mengabadikan lokasi kejadian, menuturkan, 70 meter dengan kedalaman 25 meter dipunggung gunung itu sudah amblas. "Bongkahan perut tanah diatas masih menganga dengan bercak aliran mata air yang terus menggerus dingding eks longsor tetap mengeluarkan air," katanya.
Terpisah, Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyatno di jembatan Kembar Siduadua saat dikonfirmasi terkait ancaman banjir bandang susulan, mengungkapkan, pihaknya berencana memanggail aparat terkait yang dianggap bertanggung jawab dalam hal mengeluarkan SKT Tanah di kawasan Bangun Dolok selama ini, khususnya untuk areal di kawasan penyebab Banjir Bandang itu.
Selanjutnya, Kapolsek tetap mengimbau para pengendara apalagi yang melintas saat malam dan melewati Jalinsum, agar tetap meningkatkan kewaspadaannya. "Doa kami semoga tidak terhadi apa-apa lagi dan semua selamat sampai ditempat tujuan masing-masing," tandasnya.(jes)