TAPUT - Sempat terputus sejak dijamah sekitar tahun 2015 lalu, saluran irigasi yang melintasi dusun Sibuntuon Desa Silaitlait masih butuh sentuhan pembangunan. Saluran air dahulunya parit alam memang telah dibangun melalui APBD, namun gantung pembangunannya sehingga warga meminta dilanjutkan.

Op Goklas boru Hutasoit, Kamis (3/10/2019) mengatakan sangat berterima kasih Pemkab telah membangun pengairan persawahan. Namun tidak tahu mengapa tidak dilanjutkan sehingga tuntas.

“Kita khawatir jika tidak disemen nantinya tanah yang diatasnya akan jatuh sehingga jalur menuju areal persawahan terputus," katanya.

Selain itu bila dijamah akan memaksimalkan potensi air ke persawahan masyarakat. “Bila hujan tiba, parit tanah itu mau tumpat akibat tumpukan kayu atau material sampah sehingga air tidak lancar," ujar dia.

“Kalau tidak bisa disentuh dana desa, ya APBD pun bisa juga," harapnya.

Sementara itu, Kades Silaitlait Djunianto CH Hutasoit membenarkan bahwasanya parit semen itu dulunya dibangun APBD.

"Ya, saluran irigasi di Sibuntuon juga dinikmati warga dusun Lumban Dolok karena kedua dusun ini lahannya hampir satu lokasi," katanya.

Lambatnya penanganan irigasi yang gantung hingga sampai empat tahun belum tuntas juga, diungkapkan Djunianto ada keraguan Dana Desa menjamahnya.

“Saya ragu menjamah karena bangunan sebelumnya pakai Dana APBD. Takutnya jadi tumpang tindih, kita juga telah bawa ke forum Musrenbang tapi hingga kini belum juga realisasi," tambahnya.

Djunianto berharap jika diperbolehkan bila APBD terbatas pihaknya bisa menanganinya. “Tapi coba dulu Saya konsultasikan apakah kita bisa melanjutkan dengan Dana Desa," pungkasnya.

Sementara itu, Kadis PU Anggiat Rajagukguk saat dikonfirmasi mengenai gantungnya kelanjutan pembangunan saluran irigasi di Dusun Sibuntuon Silaitlait hingga berita ini diturunkan belum berhasil dihubungi. (als)