BTP terlibat dalam penanaman perdana jagung di Humbahas. PALAPAPOS/Andi Siregar

Kunjungi Humbahas, BTP Semangati Petani Jagung

DOLOK SANGGUL - Masa depan pertanian jangung di Kabupaten Humbang Hasundutan,(Humbahas) kian menjanjikan. Hal itu terlihat dari deretan investor yang berdatangan untuk berinvestasi jagung, seperti PT Dupont Indonesia Pioner, PT Charoen Pokphand (CPI) dan PT Vasham Kosa Sejahtera.

Terkait kunjungan Basuki Tjahja Purnama (BTP) di lokasi pertanian  Desa Siponjot Silaban, Kecamatan Lintong, Kamis, (5/9/2019), Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor menuturkan, kehadiran BTP dan investor akan membangun suka cita untuk petani di Humbahas. 

Meski demikian, banyak tantangan dalam kurun waktu dua tahun ketika jagung dikembangkan di Humbahas. Namun, berdasarkan hasil produksi jagung, terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. "Maka dari itu, pada awalnya saya dijuliki dengan sebutan Bupati Jagung," kata Dosmar.

Adapun kehadiran BTP dan investor, sambung Dosmar, diharapkan pertanian jagung semakin baik dan menjadi panduan di sektor pertanian menuju petani hebat dan profesional.

Sementara itu, BTP mengungkapkan, bahwa hidup adalah anugerah Tuhan. Jadi, katanya, sebagai petani harus bersuka cita menjadi petani, karena petani bekerja sambil berolahraga.

Ia pun menuturkan, berkunjung ke Humbahas bersama dengan investor dilakukan agar petani jagung dapat berkembang maju. "Kita bisa mencari solusi terkait permasalahan petani dalam hal manajemen dan modal pertanaman agar lebih baik. Satu kelompok minimal bisa menyediakan 500 hektare dengan menggunakan sistim pertanian mekanisasi ke arah pertanian yang lebih modern dan berkesenambungan," terang BTP. 

Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer PT Vasham Kosa Sejahtera, Andian Irvan Kolonas mengatakan, bahwa masalah pertanian saat ini berupa sempitnya lahan pertanian dan juga sistem kredit yang masih jauh dari pemikiran masyarakat petani.

Dia mengakui, permasalahan petani di masing masing daerah berbeda beda, salah satunya masalah luas lahan. Namun, tambahnya, di Humbahas tersedia potensi lahan hanya belum dikelola secara maksimal.

Diakuinya, jika melihat potensi di Humbahas, tentunya akan dibangun pabrik pengeringan. Diharapkan, petani kedepan akan berhubungan langsung dengan pabrik untuk menghindari tengkulak. Pihaknya sejak Oktober 2019 telah menerapkan sistem dibayar langsung untuk semua produksi jagung. 

"Untuk Humbahas, akan dicari model bagaimana sistem pengembangan jagung di Humbahas. Pemerintah dan masyarakat petani akan duduk bersama untuk mencari solusi," tandas Andian. (and)

Previous Post Kemenkeu Sebut Hasil Penerbitan SBN Capai Rp 38,3 Triliun
Next PostWiranto: Akses Internet Di Papua Sudah Normal