Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana, tampak bahagia saat berada diseputar Danau Toba dengan niat dan ketulusannya membangun kawasan Pariwisata Danau Toba agar lebih mendunia dan demi kesejahteraan masyarakat. PALAPAPOS/Istimewa

Jokowi Ancam Cabut Izin Perusahaan yang Cemari Lingkungan Danau Toba

TOBASA - Meski Presiden Jokowi sudah meninggalkan Danau Toba atas kunjungan kali keduanya, namun ada dua ancaman yang dilontarkan beliau saat berada dipuncak Gunung Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Tobasa, yang masih terasa mengiang di telinga.

Pasalnya dengan nada agak tinggi, Presiden menyampaikan, akan mencabut izin perusahaan yang dianggap mencemari lingkungan di seputar Danau Toba dan akan mengganti para penanam modal guna membangun dunia pariwisata Danau Toba.

"Jika mereka belum membangun dan memulai usahanya di Danau Toba ini, maka kita akan mengganti para pengusahanya itu, kita cari Investor lain," kata Jokowi.

Menanggapi nada 'ancaman' Presiden Jokowi, sejumlah warga pun senang, sebab sudah beberapa tahun Badan Otorita Danau Toba (BOTD) ada di Kecamatan Ajibata, tetapi tak satu hotel pun dibangun di puncak Sigapiton yang katanya sudah membebaskan lahan hampir 400 hektare.

"Kami hanya melihat pembangunan jalan dan sudah tembus sampai ke obyek wisata yang mirip hanya lokasi 'Panatapan Doang' (obyek pemandangan ke hamparan Danau Toba)," ujar B Sirait (50) di Sibis, Rabu (31/7/2019).

Senada dengan Sirait, warga lainnya Manurung menuturkan, jika hanya untuk membangun hal yang biasa saja, tidak layak Negara menghabiskan anggaran ratusan miliar. "Kinerja para petugas di BODT itu layak dipertanyakan dan bila perlu diganti dulu orang-orangnya dari BODT itu," bebernya dengan nada kesal.

Selanjutnya, warga lainnya K Sitorus juga angkat bicara, selain mengetahui betapa persoalan lahan ukayat dan tanah yang belum terselesaikan di kawasan puncak Sigapiton hingga Desa Motung, ia juga meyoroti persoalan limbah kerambah jala apung dan limbah lainnya yang dihasilkan sejumlah perusahaan yang berada dipenyangga air Danau Toba," tegasnya.

"Baik itu karena perusahaan Toba Pulp Lestari (PT TPL) yang dulunya bernama PT Indo Rayon, PT Aquafarm (kini berubah nama jadi PT Regal Spring) pengembang biakan ikan Nila bersama PT Suri Tani Pemuka (Jafpa), PT Alegrundo (perusahaan pengembang biakan Babi), dan berbagai persolan sosial lainnya dengan warga sekitar obyek perusahaan," terangnya. 

Ia pun berharap, dengan kehadiran Presiden Jokowi, ada keseriusan pemerintah pusat dan daerah disamping BODT agar lebih berperan aktif. Semoga teguran keras Pak Jokowi bisa disikapi dengan positif," tandas warga lainnya P Sitorus. (jes)

Previous Post KPK: Empat Orang Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan Di Bakamla
Next PostSelain Ruangan Sekda, KPK Juga Geledah Kantor Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang Jabar