
Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpunas RI, Ofi Sofiana saat memberikan keterangan dalam konferensi pers di Geosite Sipinsur. PALAPAPOS/Andi Siregar
Festival Naskah Nasional V Digelar di Geosite Sipinsur
HUMBAHAS - Festival Naskah Nusantara (FNN) V digelar di Geosite Sipinsur, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, mengusung tema membangun putra batak yang berjati-diri.
Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Perpustakaan Nasional, Ofi Sofiana dalam keterangan persnya pada pembukaan FNN V, Senin (19/8/2019).
Ia mengatakan, bahwa FNN V yang dilaksanakan selama lima hari berturut yakni, Senin-Jumat (19-23/8/2019) ini, mengambil tema “Dunia Batak, Lintas Sejarah dan Lintas Budaya”. Festival ini terdiri dari tiga kegiatan utama, yakni Seminar Internasional Pernaskahan, Workshop dan Pameran.
Diakui Ofi, dalam seminar tersebut menghadirkan para pembicara dari dalam dan luar negeri yang akan membahas berbagai hal tentang “Dunia Batak”. Sementara untuk workshop akan dipandu para tutor tradisi penulisan teks kuno di Nusantara dan pameran akan diisi dengan naskah kuno dari berbagai daerah di Nusantara.
Lebih lanjut, kata Ofi, diangkatnya tema, “Dunia Batak, Lintas sejarah dan Lintas Budaya” pada FNN ini adalah untuk mengeksplorasi lebih mendalam berbagai perspektif tentang dunia Batak yang sesungguhnya, berikut filosofinya untuk membangun putra-putri Batak yang berjati-diri.
Adapun gambaran identitas Batak ini, bebernya, selain sebagai kearifan lokal sekaligus menjadi salah satu kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Sebagai salah satu kabupaten di Sumut, Ofi menuturkan, bahwa potensi yang sangat menjanjikan di Humbahas adalah sektor Pariwisata.
Sehingga dengan dilaksanakannya FNN V, ia mengharapkan, dapat memberi sumbangsih dalam pengembangan pariwisata di Humbahas dan beberapa wilayah lainnya di Sumut, terutama kontribusi terhadap pengembangan wisata budaya di daerah Sumut dan pada saatnya nanti, para pembicara dalam seminar Naskah dapat memberi sumbangan pengetahuan dan informasi yang berasal dari naskah-naskah kuno terkait dengan budaya Batak.
Menurut Ofi, bahwa kekayaan naskah Nusantara sangat melimpah dan tersebar hampir di seluruh di kepulauan di Nusantara. Sepanjang perjalanan sejarah bangsa, naskah-naskah nusantara telah menjadi sumber para pendiri bangsa ini.
"Kita mempelajari bahwa para founding father mencoba menggali dan mencari jati diri kebangsaan melalui sejarah masa lalu bangsa Indonesia. Pancasila sendiri disusun berdasarkan konsesus yang interdisipliner, yang melibatkan berbagai ahli dan stakeholder sehingga dampak dari hasil penelitian itu dapat lebih diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia masa kini," tegasnya.
Dijelaskannya, naskah-naskah sebagai sumber sejarah memiliki peran yang sangat signifikan dalam mendorong pembangunan manusia berjati diri Indonesia. Naskah-naskah nusantara bukan hanya mengandung kisah-kisah sastra tetapi melingkupi hampir semua bidang kehidupan manusia Indonesia: Keagamaan, filsafat, etika, ilmu pengetahuan, teknologi astronomi, kemaritiman, hukum diplomasi hingga ekonomi.
Kearifan lokal seperti nilai toleransi dan akulturasi sebagaimana tertuang dalam naskah-naskah keagamaan yang telah dipraktekkan dan diaktualisasikan masyarakat Indonesia sejak masa lalu dan perlu terus menerus diwacanakan bahkan diimplementasikan dalam kehidupan kita dewasa ini.
Demikian halnya dengan teks-teks hukum adat yang menjadi panduan masyarkat Indonesia dalam bermasyarkat, juga naskah-naskah yang berisi kemaritiman mencermnkan pemahaman mandalam bangsa Indonesia terhadap lautan.
Sementara itu, Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor mengatakan, generasi muda Batak harus didorong untuk memiliki jati diri dan melestarikan budaya Batak, serta menumbuhkembangkan budaya sebagai kearifan lokal dengan nilai toleransi dan akulturasi.
Kegiatan FNN ini, diharapkan generasi muda memiliki tanggung jawab dalam melestarikan budaya bangsa secara khusus dengan warisan budaya Batak. Tentunya, tambahnya, partisipasi seluruh elemen masyarakat agar kearifan lokal Nusantara terus tumbuh dan berkembang.
Sebagai bentuk tanggung jawab Pemkab Humbahas dalam melestarikan kearifan lokal itu, akan melakukan koordinasi dengan pihak Perpustakaan Nasional (Perpunas) dalam pembentukan indentitas dan jati diri kebudayaan melalui dunia pendidikan. "Bila memungkinkan, diprogramkan dalam memperkenalkan budaya ke tingkat anak didik melalui pembiayaan APBD Humbahas,” tandasnya. (and)