
Kondisi Jalan Lintas Jembatan Siduadua Sibaganding saat ini setelah dilakukan pembersihan puluhan ton lumpur yang membenam kedua jembatan dan melumpuhkan Jalinsum Sibaganding-Parapat. PALAPAPOS/Jes Sihotang
Empat Kali Jembatan Siduadua Dihantam Banjir Lumpur
SIMALUNGUN - Kendati sudah empat kali dihantam banjir 'Bandang', namun tragedi Jembatan Siduadua yang menghubungkan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Sibaganding-Parapat Danau Toba, sampai kini ternyata masih luput dari perhatian 'Mata' Badan Penanggulangan Becana yang akrab disebut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) baik itu dari tingkat Nasional, Sumut apalagi Daerah setempat/Simalungun.
Sama halnya dengan kejadian tadi malam, Jumat (30/12/2018) Banjir Lumpur itu tiba-tiba menghantam jembatan Siduadua Sibaganding, kejadiannya sekitar pukul 21.30 Wib. Lumpur bercampur bongkahan kayu pinus itu, kembali menutupi bahu kedua jembatan tersebut, padahal arus mudik via Jalinsum Sibaganding-Parapat sedang ramai dan padat.
Meski tidak ada korban jiwa, namun kejadian itu sangat menyeramkan karena 'lumpur raksasa' itu datang membabi buta dan menyergab Jembatan Siduadua dengan ketinggian selutut orang dewasa, membuat kedua jembatan itu 'tak berkutik' dan tidak bisa dilalai kendaraan jenis apapun, baik bagi pejalan kaki, karena dua buah jembatan ini sudah 'dikubur lumpur'.
Beruntung, pos PAM Polres Simalungun bersama Polsek Parapat sigab menerima laporan masyarakat, dan Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyatno langsubg ke tempat kejadian perkara (TKP) dan menyaksikan kejadian, berikut melihat antrian panjang baik dari arah Kota Parapat maupun dari Siantar sudah 'mengular' sampai 5 Km lebih.
Selanjutnya, tim bersama Kapos Lantas Polsek Parapat Ipda M Matondang, Kristop H Sinaga dan lainnya berupaya mendatangkan alat berat milik PT Bumi Karsa yang seharusnya mengejar target pengaspalan jalan rusak lintas Kota Parapat.
"Kebetulan alat beratnya diparkir di Mapolsek kita, dan kamipun sudah kali ke empat inilah minta tolong kepada mereka, dan beruntung merela berbaik hati, walau wajah operatornya susah kita tebak, namun jiwanya baik," ujar Matondang di TKP pada malam kejadian tesebut.
Salah seorang warga setempat, B Naibaho (55) mempertanyakan peran dan tanggungjawab penanganan bencana hingga mengakibatkan antrian panjang. "Siapa sebenarnya yang paling bertanggung jawab dengan kejadian ini? Apakah Kapolsek Parapat, Uspika Kecamatan atau masih adakah instansi yang berhubungan dengan kejadian ini, bukankan BNPB yang seharusnya bertanggung jawab dalam hal ini sekaligus membantu pembersihan lumpur yang telah empat kali mengganggu kepentingan umum ini? Mengapa hanya Polsek Parapat, Pangulu Sibaganding Martno Bakkara dan Uspika yang dibiarkan larut dalam lumpur di Jembatan sudua dua itu?," ujarnya ketika menyaksikan antrian panjang di Sibagnding.
Parahnya, pihak pengusaha-pengusaha di kota inipun seolah tutup mata, baik itu pengusaha Hotel-hotel dan perusahaan lainnya, PT AN dan lainnya. "Seharusnya merekapun boleh membantu aparat disana, paling tidak memberikan bantuan konsumsi makan dan minum, senter dan entah bantuan tenaga pun sangat dibutuhkan demi kepentingan bersama, sehingga wisatawan kita itu tidak putar haluan lagi keluar daerah lain," tegas Naibaho.
"Ini semua diam dan membisu dan hanya prihatin-prihatinan tanpa bantuan, Parapat sepi juga karena kejadian seperti ini dan kurangnya kerjasama yang baik," kata warga lainnya menanggapi keluhan para pemilik hotel.
Diketahui, tamu sepi di Parapat sementara kamar penginapan dan kamar hotel masih banyak yang kosong dan diperkirakan tingkat hunian saat ini masih setara 55 persen dan turun jauh dibanding tahun lalu.
Pihak PT TPL telah beberapa kali membantu dan menurunkan alat beratnya untuk evakuasi Lumpur di jembatan kembar Siduadua Sibaganding itu. Sejak tadi malam dari info yang diterima pada pukul 22.00 Wib, operator terlambar mengirimkan bantuan, karena sudah mau cuti dan liburan akhir tahun.
"Namun selama ini, kita sangat komitmen membantu terkait kejadian seperti ini, dan itu adalah bagian dari pelayanan sosial kita kepada masyarakat umum," ujar Tagor Manik via selulernya dan berjanji akan tetap membantu hari ini.
Demikian juga dengan Jalan lintas via Pondokbuku Simpang Palang-Sitahoan-Sitangan Bolon, yang dalam tahap pembangunan bisa jadi jalan alternatif meski rutenya lebih jauh.
Semua kendaraan yang terjebak jembatan berlumpur dapat dialihkan via Sitahoan dan situasi jembatan naas itu saat ini sudah bisa dilalui dengan pengawasan pihak Polsek Parapat Polres Simalungun. (jes)