Ketua DPP Horas Bangso Batak Lamsiang Sitompul. PALAPA POS/ Hengki Tobing

DPP Horas Bangso Batak Kecam Rencana Pemulangan Mantan Anggota ISIS

TAPUT - Ketua Umum DPP Horas Bangso Batak Lamsiang Sitompul memprotes keras rencana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) mantan anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sebagaimana diwacanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Hal itu disampaikan Lamsiang Sitompul melalui keterangan pers yang dikirim ke palapapos.co.id, Kamis (11/7/2019).

"Pemulangan mantan anggota ISIS sama saja memasukkan bom waktu ke wilayah Indonesia. Karena mereka sewaktu-waktu bisa saja melakukan tindakan terorisme," katanya.

Menurutnya, pemulangan WNI mantan anggota ISIS itu juga sangat bertentangan dengan upaya penumpasan terorisme dan radikalisme.

"Pemerintah harusnya bekerja keras untuk menumpas semua potensi terorisme dan radikalisme. Jangan justru memberikan peluang kepada para para pendukung terorisme masuk ke Indonesia," ujar dia.

Ia menambahkan, para mantan anggota ISIS sebelumnya sudah bersumpah setia terhadap ISIS yang notabene adalah kelompok terorisme.

"Maka secara otomatis mereka sudah berkhianat terhadap Indonesia dan sudah selayaknya dicabut hak kewarganegaraannya dan mereka tidak layak lagi hidup di Indonesia," ucapnya.

Disisi lain, kata Lamsiang, pemulangan para mantan anggota ISIS sangat melukai rasa kemanusiaan masyarakat Indonesia yang sudah trauma akibat tindakan terorisme apalagi perasaan korban dari kejahatan terorisme tersebut.

"Yang paling ironi adalah biaya pemulihan korban terorisme justru tidak di tanggulangi sepenuhnya oleh negara dengan alasan ketiadaan biaya. Namun pemulangan mantan anggota ISIS malah dibiayai oleh negara. Hal ini tentu saja sangat melukai rasa kemanusiaan dimana korban bom kurang diperhatikan namun anggota teroris malah diperhatikan," ungkapnya.

Lamsiang menyebutkan contoh korban terorisme seperti Trinity Hutahaean umur 4 tahun, Alvaro Aurelius 4 tahun dan Anita Kristobel 2 tahun yang merupakan korban yang sampai saat ini sangat kesulitan biaya untuk melanjutkan rangkaian operasi sampai ke luar negeri. Dan karena ketiadaan biaya, para keluarga korban harus meminta sumbangan dari masyarakat lewat media sosial.

Selain mereka, katanya, tentu masih banyak lagi korban teroris yang tidak terungkap ke permukaan yang tidak tertangani dengan baik yang meninggalkan trauma yang sangat mendalam bagi korban dan keluarganya.

"Hal ini sesuatu yang sangat memprihatinkan dimana perhatian pemerintah yang sangat minim terhadap mereka dan malah justru mantan anggota isis yang lebih diperhatikan oleh pemerintah. Oleh karena itu DPP Horas Bangso Batak memprotes keras pemulangan mantan anggota ISIS kembali ke Indonesia dan mendesak pemerintah untuk semaksimal mungkin fokus untuk pemulihan semua korban-korban bom untuk mengurangi penderitaan mereka, "ungkapnya. (eki)

Previous Post Jokowi Cari Menteri Muda, Perindo Usulkan Angela Tanoesoedibjo
Next PostKetum Relawan Ninja Nilai Wiranto Layak Masuk Kabinet Jokowi Jilid II