Moda KMP Tao Toba milik PT GHM dan KMP Ihan Batak milik Pemerintah tampak bersaing dilapangan bersatu dipangkalan demi layanan prima bagi para pemudik yang pulang kampung hingga selamat sampai ditujuan. PALAPAPOS/Jes Sihotang

Dilarang Politisasi Pelayanan KMP Tao Toba Dan Ihan Batak

TOBASA - Kehadiran layanan KMP/Fery Tao Toba I tahun 1989 dan II tahun 1990 dibandingkan kehadiran KMP Ihan Batak tahun lalu 2018 yang sama-sama melayani jasa angkutan lintas Danau Toba Ajibata (Tobasa)-Samosir, sebaiknya jangan dipolitisasi, karena dua moda transportasi air ini kiranya tetap memberikan pelayanan yang prima kepada para pelanggannya.

Hal ini disampaikan salah seorang putra Daerah dari Kecamatan Pangururan W Simbolon (45), yang kebetulan menunggu jadwal keberangkatan KMP Tao Toba II di Dermaga Ajibata, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa tujuan Dermaga Tomok Kabupaten Samosir, Jumat (31/5/2019).

"Saya saat mau cepat ke Samosir, tentu saya akan memilih kapal Fery mana yang duluan berangkat, apakah KMP Tao Toba I dan II atau Ihan Batak, nah karena saya lihat jam tangan saya lebih cepat ke KMP Tao Toba, saya pilih kemari, dan lagi ngapain saya antri lama di Dermaga Ihan Batak, itu artinya semakin banyak pilihan mudik waktu yang tersisa dapat kita manfaatkan sebaik mungkin," katanya.

Menurutnya, jangan coba-coba memunculkan 'imej politisasi kata belaka' dimana solah-olah, atas kehadiran KMP Ihan Batak ini lantas jasa dan perjuangan lahirnya KMP Tao Toba I dan II terabaikan disepanjang jaman berlalu.

"Saya sangat menghormati pemilik dan pihak Manajemen PT Gunung Hijau Megah (GHM) yang sampai saat ini masih memberikan pelayanan terbaiknya untuk mengangkut semua kenderaan dan penumpangnya bahkam sampai dini hari (Kalau bisa saya mereview pengalaman saya 3 tahun lalu) dari Dermaga Ajibata Samosir ke Kabupaten Samosir via dermaga Tomok dan belum pernah menemukan kegagalan berlayar sampai saat ini," bebernya.

Diakuinya, baik kepada pejabat-pejabat di Dishub Kesyahbandaran maupun warha yang kurang paham perkapalan apalagi jenis Fery, ia mengharapkan, jangan memberikan opini yang meragukan penumpang.

"Jangan karena kehadiran KMP Ihan Batak besutan Pemerintah dengan anggaran bermilliar-milliar rupiah ini, seolah kita menjelek-jelekkan perusahaan lainnya dengan berbagai modus demi kepentingan sesaat, dan bagi mata dan hati saya, kehadiran KMP Ihan Batak di Danau Toba justru kita tanggapi positif sebagai dukungan Pemerintah Pusat era Presiden Joko Widodo demi pembangunan kawasan Danau Toba dan Pariwisatanya," jelasnya.

Ditambahkannya, tentunya ini semua dilakukan demi peningkatan mata pencaharian ekonomi warga lokal, termasuk para staf dan tenaga honorer Dishub di KMP Ihan Batak sudah tampak beraktivitas dan tak lagi berpangku tangan seperti selama ini, seolah hanya makan gaji buta belaka.

Untuk itu, sambungnya, diantara pengusaha KMP Tao Toba dan KMP Ihan Batak yang sampai saat ini masih disubsidi pemerintah, baiknya tetap bergandeng tangan dalam memberikan pelayanan terbaiknya.

"Berkompetisi itu tidak mudah, namun persingan global dikemudian hari justru lebih mengencangkan ikat pinggang baik pengusaha maupun pengekola, dan jikalau KMP Ihan Batak itu kelak dipihak ketigakan menurut henat saya itu lebih baik agar tidak ketergantungan kepada APBN Pemerintah," terang Simbolon.

Menurutnya, kelak Ihan Batak itupun sebaiknya sudah harus mampu menanggung segala beban biaya baik untuk Crew terlebih biaya operasionalnya sendiri, seperti KMP Tao Toba yang mampu Berdiri Diatas Kaki Sendiri (Berdikari).

"Maka jangan banding-bandingkan bagaimana pengusaha lokal membangun daerahnya pada era itu dan pada era teknologi dan Zaman yang penuh Informasi Teknologi saat ini, sehingga pelayanan kepada para pengguna jasa KMP Tao Toba dan Ihan Batak tidak terganggu hanya gegara informasi bohong dan apalagi sampai menakut-nakuti pengunjung," katanya.

Lebih jauh, ia menuturkan, bagi mitra KMP Ihan Batak tidak usah menghalau kendaraan dijalan Ajibata itu, seolah mengarahkan ke dermaga Iham Batak, sebab cara seperti itu terkesan kuno dan licik bahkan tak terpuji.

"Sebaiknya pihak Polres Tobasa harus melarang tipikal seperti itu di 'Daerah Otirita Danau Toba' ini sebab diujung sana juga masih ada Dermaga KMP Tao Toba," tegasnya.

"Mari berinteraksi dengan sehat agar kami sebagai penikmat kapal Fery ini tetap yakin atas keselamatan penumpangnya masing-masing," tandas Umar Marbun (55) sembari menaikkan kenderaannya di KMP Tao Toba II. (jes)

Previous Post Cari Tiket Murah, Penumpang Jakarta-Silangit Bisa Ambil Penerbangan Via Kuala Lumpur
Next PostDiwarnai Isak Tangis Warga, Bocah Korban Tabrakan di Pangaribuan Dikebumikan