TAPANULI UTARA - Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan mengajak seluruh warga masyarakatnya agar menjadikan daerah itu sebagai miniatur indonesia yang toleran terhadap keberagaman agama suka dan golongan.

Hal itu disampaikan Nikson Nababan saat membuka Seminar Nasional dan Dialog Kebangsaan yang dilaksanakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tarutung dengan tema 'Pendidikan Anti Radikalisme di Era Milenial' yang dilaksanakan  di Sopo Partungkoan, Tarutung, Jumat, (14/6/2019).

"Tapanuli Utara mayoritas nasrani. Sekitar sembilan puluh persenan lebih masyarakatnya beragama kristen. Tapi disini tidak ada paham atau isme yang berlebihan. Ketika muslim hari raya, kita nasrani datang mengucapkan selamat," katanya.

Kedepan, lanjutnya, Tapanuli Utara yang toleran dengan keberagaman tersebut harus tetap dipertahankan. "Mari kita jadikan Tapanuli Utara sebagai miniaturnya  indonesia yang toleran terhadap keberagaman," ucapnya.

Nikson menjelaskan, ideologi negara pancasila telah mengakomodir seluruh kepentingan berbangsa dan bermasyarakat.

"Luar biasa pemikiran dari pendiri bangsa yang telah membuat pancasila sebagai ideologi bangsa ini. Mari menjaga kedamaian di Tapanuli Utara dengan saling menghormati dan menghargai akan perbedaan kita, karena perbedaan sudah merupakan ciptaan Tuhan. Tanamkan dalam kehidupan sehari-hari, Saya Pancasila, Kita Indonesia," kata Nikson mengakhiri sambutannya sekaligus membuka secara resmi seminar.

Sementara itu, Ketua Panitia Ratna Saragih menjelaskan, seminar diikuti para Mahasiswa, Dosen, Guru, Penyuluh Agama, para pengurus MUI, NU, Muhammadiyah, PGI-D Taput, Pemuda Gereja dan Remaja Mesjid. 

Disebutkan juga, Panitia mengundang dua Narasumber, yaitu Prof Sumanto Al Quruby dan Ephorus HKBP Pdt Darwin Lumbantobing.

"Terima-kasih atas dukungan penuh dari Bapak Bupati untuk menwujudkan terlaksananya seminar ini. Semoga Seminar ini memberikan suatu pemikiran yang positif bagi para generasi muda Tapanuli Utara," ucap Ratna Saragih. (eki)