Kemendikbud dan Pemkab Akan Selenggarakan Festival Tenun Nusantara di Taput
TAPUT - Kawasan Danau Toba akan menebarkan pesona budaya serta keindahan alamnya kepada dunia melalui kegiatan Festival Tenun Nusantara (FTN) yang akan digelar di Tarutung dan Muara, 13 sampai dengan 17 Oktober mendatang. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).
Plt Kepala Dinas Pendidikan Taput Despin Butarbutar selaku ketua Tim Kerja Festival Tenun Nusantara, kepada wartawan mengatakan, kegiatan festival tenun nusantara ini merupakan salah satu implementasi dari amanat undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan.
Dimana tenunan ulos yang merupakan tradisi kebudayaan sejak ribuan tahun lalu di tanah Batak ini, dianggap oleh para kurator seni-budaya nasional dan lokal sebagai sebuah objek kebudayaan yang layak untuk dibangunkan kembali, dirawat, serta dimajukan dengan cara menciptakan/merevitalisasi ekosistem budaya yang mendukung keberlangsungan hidup tradisi ini.
Dan, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, satu-satunya dari 8 kabupaten di Kawasan Danau Toba yang bersedia menjadi tuan rumah festival tersebut. Pengampuan ini juga diperkuat fakta bahwa di Kabupaten Tapanuli Utara sendiri terdapat setidaknya 3000 (tiga ribu) orang penenun.
"Oleh karena itu, Festival Tenun Nusantara 2018 dengan tema "Ahu Partonun" (Saya Penenun) ini diharapkan memberikan stimulus untuk berlangsungnya proses Revitalisasi Tenun Batak di kawasan Danau Toba. Dimana tenunan ulos bukan hanya dikerjakan semata untuk memperindah dan meningkatkan kualitas tenun Batak. Namun juga yang terpenting menyediakan ekosistem yang kondusif dan berpihak kepada keberlangsungan hidup para penenun serta mendukung kreativitas dan penggalian makna filosofis dari tradisi bertenun kain Batak itu sendiri,"katanya.
Ia menjelaskan, FTN 2018 yang dibungkus dalam platform kebudayaan bernama Indonesiana ini merupakan inisiatif baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk mendorong dan sekaligus memperkuat upaya Pemajuan Kebudayaan sesuai UU No. 5 Tahun 2017 melalui gotong royong penguatan kapasitas daerah dalam menyelenggarakan kegiatan budaya.
"Dalam menyelenggarakan FTN 2018 ini,tim Kerja Indonesiana Toba yang terbentuk untuk FTN 2018, yang terdiri dari unsur Pemerintah (Ditjen Kebudayaan dan perwakilan Pemkab Tapanuli Utara), serta unsur komunitas seni-budaya dan industri kreatif kawasan Danau Toba telah melakukan konsolidasi terhadap para tetua adat dan komunitas seni-budaya di 8 kabupaten yang mewakili 6 Puak Batak di kawasan Danau Toba. Konsolidasi dilakukan dengan melaksanakan berbagai penampilan kebudayaan, serta acara-acara lainnya yang melibatkan berbagai pihak (stakeholders), khususnya para penenun se-kawasan Danau Toba,"terangnya.
Tujuan dari persiapan dan konsolidasi intensif ini dilakukan kata Despin, guna menggali konsep yang mendalam dan tepat sasaran, jenis rangkaian acara yang dibutuhkan, mengidentifikasi permasalahan utama dalam dunia tradisi bertenun kain Batak, serta merumuskan solusi-solusi strategis demi menolong para penenun kain Batak di kawasan Danau Toba dengan membangun dan memelihara ekosistem yang mendukung mereka.
"Keberhasilan FTN 2018 yang juga mengundang 7 kabupaten kawasan Danau Toba, akan semakin memperbesar multiplier effect (efek pengali) dari pembangunan ekosistem kebudayaan menyeluruh yang akan menyentuh objek-objek kebudayaan lainnya yang juga membutuhkan pertolongan serta pelestarian,"katanya.
Sementara itu, adapun jenis kegiatan yang direncanakan dilaksanakan di dalam festival tenun nusantara diantaranya, Pameran Tenun Nusantara (13 s/d 17 Oktober 2018) di Gedung Kesenian Taput, Tarutung, Festival Permainan Tradisional Anak, demi mendukung pengenalan Tradisi Tenun Batak dengan proses alami dan filosofinya (14 Oktober 2018) di Gedung Kesenian Taput, Tarutung, Opening Ceremony & "Symposium Internasional Ulos" (15 Oktober 2018) di Gedung Kesenian Taput, Tarutung, Boot Camp Partonun" (15 s/d 16 Oktober 2018) di Pulau Sibandang, Tapanuli Utara dan Pesta Budaya Rakyat "Festival Matumona" (16 s/d 17 Oktober 2018) di Muara, Tapanuli Utara.
Untuk diketahui sebelumnya, tanggal 29 Juli 2018 lalu bertempat di rumah dinas Bupati Tapanuli Utara di Tarutung telah dilaksanakan penanda-tanganan Nota Kesepahaman (MoU), oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI dan Bupati Taput Nikson Nababan yang dilanjutkan dengan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Ditjen Kebudayaan dan Pemkab Tapanuli Utara, demi mendukung penuh pelaksanaan FTN 2018 dalam Platform Indonesiana selama 3 tahun ke depan, dimulai dari 2018.
Dalam pertemuan itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid mengemukakan pokok pikirannya tentang festival tenun nusantara tersebut.
"Pada akhirnya siapakah pemilik dari acara festival ini? Bukan pemerintah, bukan pula pebisnis. Penenun itulah pemiliknya. Hanya saja, dalam prosesnya, kehadiran berbagai pihak haruslah mampu menolong dan membangun ulang ekosistem bertenun Ulos di tanah Batak ini," ujar Hilmar. (rel/eki)